MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KARTU BILANGAN PADA SISWA
KELAS III
SD NEGERI KARABAN 03 SEMESTER
1
KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI
TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017
SRI WARNINGSIH
NIM: 836662489
Abstrak
Penelitian tindakan kelas dilatarbelakangi adanya
penemuan kasus siswa kelas III SD Negeri Karaban 03, diidentifikasi bahwa dalam
pembelajaran Matematika operasi hitung perkalian dan pembagian hasil belajarnya
masih rendah. Fakta tersebut di tunjukkan melalui nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM ) Matematika yaitu 65, hanya 39 % siswa yang mencapai nilai KKM
tersebut. Tujuan diadakan penelitian adalah untuk Meningkatkan prestasi hasil
belajar matematika siswa kelas III Semester 1 SD Negeri Karaban 03 dengan
metode permainan kartu bilangan. Penelitian
ini menggunakan rancangan
penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek dalam
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri Karaban 03, yang
berjumlah 18 orang, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes tertulis dan
observasi. Ketuntasan belajar mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 78%
dan pada siklus II sebesar 89%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan menerapkan metode permainan kartu bilangan materi operasi hitung
perkalian dan pembagian dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
III di SD Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati serta memberikan suasana
belajar yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Hasil
Belajar, Metode permainan Katu Bilangan, Pembelajaran Matematika.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan pembelajaran
pendidikan di Indonesia sering terjadi perubahan dalam hal materi maupun perangkat untuk
pencapaian tujuan materi. Diantara perangkat-perangkat pencapaian tujuan
tersebut strategi belajar mengajar memegang peranan yang penting dan menentukan
di dalam pembelajaran, strategi belajar mengajar yang lainnya disebut dengan
metode pengajaran, sangat menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi pembelajarannya sehingga pembelajaran itu tidak menarik
bagi siswa.
Proses belajar yang baik dapat
membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, bermakna, dan menyenangkan (Pitadjeng, 2006: 82). Dalam kegiatan
belajar di kelas III SD Negeri
Karaban 03 semester I Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, khususnya pembelajaran
operasi hitung perkalian dan pembagian, belum terdapat proses pembelajaran yang dikatakan
sebagai proses belajar yang baik. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang,
sebagian siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru. Hal ini menjadikan kegiatan belajar mengajar tidak efektif, karena guru harus
mengulang menjelaskan materi kepada siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran. Proses belajar
pun dinilai tidak menyenangkan,
terbukti sebagian anak lebih memilih asyik dengan dunianya sendiri. Sebagai guru, harus bisa memahami
seperti apa dunia anak.
Kondisi tersebut dikarenakan masih
banyak guru-guru yang belum berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini
dikarenakan banyaknya kendala pembelajaran yang belum berhasil dipecahkan oleh guru.
Dalam perkembangannya kendala yang dimaksud adalah problematika pembelajaran yang
berasal dari guru dan siswa itu sendiri. Kendala yang berasal dari guru adalah
masih banyak guru jika mengajar tidak menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik materi pembelajarannya sehingga pembelajaran itu
tidak menarik bagi siswa. Disamping kurang adanya kreatifitas guru dalam
menyiapkan perencanaan pembelajaran yang baik, kendala lainnya adalah masih
banyak guru dalam mengelola pembelajaran mengandalkan metode ceramah dan
menggunakan pendekatan otoriter terhadap siswanya sehingga guru selalu kurang
berhasil bahkan tidak sedikit jumlahnya yang mengalami kegagalan memperbaiki
proses dan hasil belajar siswanya.
Dunia anak
tidak terlepas dari
permainan. Perkembangan
bermain anak usia SD menurut Hurlock 4 memasuki tahapan Play Stage atau tahap bermain (Andang Ismail,
2006: 40). Bermain merupakan suatu kebutuhan bagi anak dalam masa
perkembangannya. Menurut Monks dalam Pitadjeng (2006: 95) anak dan permainan adalah dua pengertian yang hampir
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan bermain sambil belajar diharapkan
anak dapat belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya dan proses
belajar pun menjadi menyenangkan. Bermain sambil belajar adalah upaya
menyampaikan materi belajar kepada anak dengan cara bermain atau dengan cara
menyenangkan, sehingga tanpa disadari anak memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dari proses belajar yang mudah (Andang Ismail, 2006: 296). Permainan
kartu
bilangan merupakan
salah satu metode yang dapat dipilih oleh guru untuk mengajar Matematika,
karena dengan permainan pembelajaran diharapkan lebih menyenangkan sehingga
menarik bagi siswa dan tidak membosankan
Berdasarkan hasil tes formatif pra siklus
diidentifikasi bahwa dalam pembelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian siswa kelas III SD Negeri
Karaban 03 semester 1, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/
2017, hasil belajarnya masih rendah. Fakta tersebut di tunjukkan melalui nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) Matematika yaitu 65, hanya 39 % siswa yang
mencapai nilai KKM tersebut. Rincian dan hasil belajar tersebut dapat di lihat
pada table 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Ketuntasan belajar hasil tes formatif
pra siklus
No
|
Rentang Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Ketuntasan
|
Tuntas
(%)
|
Tidak
(%)
|
1.
2
3
4
5
|
10 – 20
30 – 40
50 – 60
70 – 80
90 – 100
|
2
1
8
4
3
|
22%
17%
|
11%
6%
44%
|
|
Jumlah
|
18
|
39%
|
61%
|
Hasil nilai rata-rata
kelas tes formatif prasiklus mata pelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian adalah nilai 61. Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa hasil belajarnya rata – rata berada di bawah angka 65 atau
di bawah KKM. Data selengkapnya disajikan pada pada tabel 1. 2.
Tabel
1.2
Nilai
Rata-Rata Kelas Hasil Tes Formatif Prasiklus
No
|
Kegiatan
|
Jumlah
|
Nilai Rata-rata
|
Siswa
|
Nilai
|
1.
|
Prasiklus
|
18
|
1.100
|
61
|
A. Identifikasi Masalah
Dari
latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan
sebagai berikut:
1. rendahnya partisipasi dan
respon siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung
2. rendahnya tanggungjawab dan
motivasi belajar siswa dalam setiap menyelesaikan tugas, baik yang dalam bentuk
evaluasi maupun beban tugas tambahan di rumah,
3. rendahnya hasil belajar siswa
terhadap operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat
4. beberapa siswa gaduh sendiri, karena belum jelas maupun bermain-main sendiri.
B. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi
guru bersama supervisor 2 dan teman sejawat menemukan berbagai permasalahan
yang ada yang harus segera dianalisis yaitu:
1. guru kurang memperhatikan
pentingnya media dan penggunaan metode yang bervariatif
2. guru dalam pembelajaran
cenderung melakukan pendekatan yang otoriter
3. guru kurang dalam membuat
perencanaan pembelajaran yang baik sehingga kegagalan dalam pembelajaran diawal
tidak dijadikan sebagai bahan kajian untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya
C. Alternatif dan Prioritas
Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalah tersebut guru
berusaha untuk memperbaiki proses dan hasil belajar dengan melakukan
perubahan-perubahan yang inovatif melalui perbaikan perencanaan pembelajaran,
mulai identifikasi masalah, membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran,
pembuatan media yang baik sampai penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan
tuntutan belajar siswa. Penelitian
ini akan dibatasi pada peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III Semester 1 SD
Negeri Karaban 03 dengan menerapkan media kartu bilangan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Guru menjelaskan peraturan
selama pembelajaran
b) Guru mengatur pembentukan
kelompok, siswa mengelompok ke dalam kelompok
belajar dengan beranggotakan 4-5 siswa.
c) Guru memberikan permasalahan
untuk didiskusikan.
d) Guru membimbing diskusi
kelompok, memotivasi, dan memberikan bantuan
seperlunya.
e) Guru membimbing
pembuatan laporan
f) Guru memberikan kesempatan
tiap kelompok untuk saling bertukar hasil diskusi.
g) Siswa lain
memperhatikan dan menanggapi hasil diskusi yang telah dibacakan.
h)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas.
i)
Guru memberikan reward kepada kelompok yang sudah
berpartisipasi dengan baik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi
dan analisis masalah penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah dengan
menggunakan Metode kartu bilangan dalam
operasi hitung perkalian dan pembagian dapat menarik minat siswa kelas III
Semester 1 Sekolah Dasar Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun Pelajaran
2016/ 2017?
2. Apakah dengan
menggunakan metode kartu bilangan dalam operasi hitung perkalian dan pembagian
dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas III Semester 1 Sekolah
Dasar Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017?
E. Tujuan Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dapat dituliskan sebagai berikut :
1.
Menarik minat siswa kelas III Semester 1 Sekolah Dasar
Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dalam operasi
hitung perkalian dan pembagian dengan metode permainan kartu bilangan.
2.
Meningkatkan prestasi hasil belajar matematika siswa
kelas III Semester 1 Sekolah Dasar Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun
Pelajaran 2016/ 2017 dengan metode permainan kartu bilangan.
F. Manfaat Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis.
1.
Manfaat teoritis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepada pembaca tentang
penerapan Media Kartu Bilangan dalam mata pelajaran Matematika khususnya dalam
operasi hitung perkalian dan pembagian dan sebagai bahan kajian mengenai metode
pembelajaran Matematika.
2.
Manfaat praktis
Hasil dari pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa,
guru dan sekolah sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan
proses kegiatan belajar mengajar siswa.
a.
Manfaat Bagi Siswa
1. Siswa lebih
menyukai pelajaran Matematika,
2. Kemampuan
operasi hitung perkalian dan pembagian siswa meningkat
3. Siswa lebih
aktif dalam belajar Matematika.
b.
Manfaat Bagi guru
1. Menambah
pengetahuan tentang pemanfaatan media kartu bilangan sebagai metode
pembelajaran dalam pembelajaran Matematika
2. Guru lebih
termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran Matematika
3. Guru lebih
termotivasi untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi,
sehingga penyampaian materi pelajaran lebih menarik
c.
Manfaat Bagi Sekolah
Sebagai masukkan atau informasi bagi kepala
sekolah dalam rangka mengambil suatu kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar
mencoba menerapkan model pembelajaran baru untuk membantu meningkatkan prestasi
belajar siswa.
II.
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Belajar Matematika
Dari segi siswa, belajar merupakan
kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyati dan
Mudjiono, 2002: 26). Dalam belajar matematika ada dua
objek yag dapat diperoleh siswa, objek langsung dan objek tidak langsung. Objek
tidak langsung antara lain adalah: kemampuan menyelidiki dan memecahkan
masalah, mandiri (belajar, bekerja, dan lain-lain), bersikap positif terhadap
matermatika, tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung
antara lain adalah: fakta, keterampilan, konsep dan aturan (principle).
Pembelajaran matematika bertujuan memberdayakan siswa untuk keterampilan teknis
baku dalam matematika, lebih berdaya untuk berfikir kritis, logis dan
sistematik, lebih terlatih mengembangkan daya nalar dan kreativitasnya,
memiliki berbagai strategi dan tektik pemecahan masalah.
Konsep pembelajaran
matematika terpadu, mempertimbangkan siswa sebagai pembelajar dan proses yang
melibatkan pengembangan berpikir dan belajar. Belajar melibatkan tiga proses
yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru,
transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Informasi baru
merupakan penghalusan informasi sebelumnya yang kemudian ditransformasikan.
Pada tahap transformasi, seseorang memerlakukan pengetahuan agar cocok dengan
tugas baru, mungkin melalui cara ekstrapolasi dan atau bentuk lain. Pada proses
terakhir, ada pengujian cara memperlakukan pengetahuan apakah sesuai dengan
tugas.
Ada dua sifat dalam teori
instruksi, yaitu perspektif dan normatif. Perspektif berhubungan dengan
mekanisme penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan teknik pengukuran
atau evaluasi hasil, sedangkan normatif berhubungan dengan menguasai penentuan
dan kondisi tujuan. Pembelajaran matematika dapat dikatakan sebagai proses
interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar yaitu matematika pada suatu
lingkungan belajar untuk membantu siswa tersebut dalam mempelajari sesuatu
kemampuan dan atau nilai matematika. Belajar matematika merupakan proses
memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa sendiri
melalui transformasi pengalaman indinidu siswa. Pembelajaran
secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru sedemikian hingga
tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.
B.
Kemampuan
Operasi Hitung
Kemampuan operasi hitung merupakan salah satu
kemampuan kognitif yang harus ditingkatkan siswa dalam belajar matematika.
Dalam matematika, maksud “operasi” adalah “pengerjaan”. Operasi hitung dalam
matematika diartikan sebagai pengerjaan hitung. Negoro dan Harahap (1998: 87)
menyatakan bahwa operasi hitung atau pengerjaan hitung pada dasarnya mencakup
empat pengerjaan dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Keempat pengerjaan dasar tersebut juga merupakan suatu operasi biner. Operasi
biner adalah operasi yang melibatkan dua bilangan atau dua unsur saja (Baharin
Shamsudin, 2002: 93).
Operasi hitung terdiri dari empat pengerjaan dasar
yang saling berkaitan, sehingga penguasaan operasi yang satu akan mempengaruhi
operasi lainnya. Penguasaan operasi ini meliputi pemahaman konsep dan
keterampilan melakukan operasi (Sri Subarinah, 2006: 28).
1. Perkalian
Operasi
perkalian dilambangkan dengan tanda “x”. Operasi perkalian pada bilangan cacah
diartikan sebagai penjumlahan berulang (Sri Subarinah, 2006: 31). Siswa harus
paham dan terampil melakukan operasi penjumlahan untuk dapat memahami konsep perkalian. Seperti
halnya operasi yang lain, pembelajaran perkalian dipilah dalam dua hal, yaitu
perkalian dasar dan perkalian lanjut. Perkalian dasar yang dimaksud adalah
perkalian dua bilangan satu angka, sedangkan perkalian lanjut adalah perkalian
yang melibatkan paling tidak sebuah bilangan dua angka.
2. Pembagian
Operasi
pembagian dilambangkan dengan tanda “:”. Operasi pembagian adalah lawan dari
operasi perkalian. Sehingga a : b = c artinya sama dengan a = b x c. Dengan
demikian a : b = … artinya kita mencari bilangan cacah yang jika dikalikan
dengan b hasilnya sama dengan a. Pembagian dapat juga diartikan sebagai
pengurangan berulang (Sri Subarinah, 2006: 32).
A. Metode Permainan
Proses
pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 157). Sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang harus dipahami seorang pendidik, salah satu standar yang
harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan hasil proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Penyusunan RPP menggunakan acuan silabus. Dalam standar proses
dijelaskan tujuan penyusunan RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran
seperti ini akan terlihat dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang merupakan
implementasi dari RPP. Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Peneliti
ingin dalam penelitian ini proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan
standar proses, yaitu berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Pembelajaran
yang menyenangkan membuat peserta didik menjadi lebih aktif belajar.
Pembelajaran seperti ini sesuai dengan tiga prinsip utama pembelajaran yang
dikemukakan Jean Piaget, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial,
dan belajar lewat pengalaman sendiri (Achmad Sugandi dkk, 2004: 35). Belajar
itu menyenangkan juga merupakan salah satu aspek yang ingin diwujudkan melalui
pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang diinginkan harus
ditentukan metode pembelajaran yang sesuai yang dapat menjadikan proses
pembelajaran yang berlangsung menyenangkan.
Dalam
menentukan metode pembelajaran juga harus memperhatikan karakteristik anak,
sifatnya dan tahap perkembangannya. Menurut Kardi dalam Pitadjeng (2006: 24),
sifat anak SD/MI dikelompokkan menjadi dua yaitu pada umur 6-9 tahun (anak SD
tingkat rendah) dan pada umur 9-12 tahun (anak SD tingkat tinggi). Siswa kelas
III masuk dalam kelompok pertama, sifat-sifat anak pada kelompok ini sebagai
berikut:
1.
Sifat fisik antara lain sangat aktif, koordinasi
otot-otot halus masih belum sempurna,
2.
Sifat sosial antara lain mulai memilih kawan yang
disukai, membentuk kelompok bermain yang anggotanya kecil, sering bertengkar,
dan kompetisi diantara mereka sangat menonjol, Sifat emosional antara lain
mulai menaruh perhatian terhadap apa yang dirasakan temannya, sangat sensitif
terhadap kritik dan celaan yang ditujukan kepada dirinya atau temannya, dan
selalu ingin menyenangkan gurunya,
3.
Sifat mental antara lain sangat senang sekali belajar.
Melihat
sifat fisik mereka yang sangat aktif, guru harus dapat menciptakan proses
belajar yang efektif dan menyenangkan dimana mereka dapat menyalurkan
keaktifannya secara positif, misal dapat dilakukan dengan memanipulasi
permainan yang relevan dengan materi yang dipelajari. Anak mulai senang
membentuk kelompok bermain yang anggotanya kecil, maka guru dapat merencanakan
permainan per kelompok. Namun disini juga perlu perhatian ekstra dari guru,
karena sifat anak yang mulai memilih kawan yang disukai terkadang membuat siswa
tidak dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompok jika dalam kelompok ada
kawan yang tidak disukai.
Menurut
Ahmadi dalam Pitadjeng (2006: 95), permainan adalah suatu perbuatan yang
mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan,
dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan kegiatan
tersebut. Menurut peneliti permainan itu bagi anak sangat penting, mereka
menganggap apa yang mereka lakukan dalam permainan itu sebagai sesuatu yang
serius, hingga mereka akan tetap mengingat apa yang mereka lakukan saat
bermain. Dan keinginan mereka bermain itu sangat besar, sehingga kita dapat
memanfaatkannya untuk menanamkan pengertian tentang materi pembelajaran yang
disampaikan.
Menurut
Sudjana (2010: 140) keunggulan metode permainan adalah menumbuhkan kegembiraan
dan tidak melelahkan dalam belajar; kompetisi dan ingin menang dirasakan oleh
para peserta didik; dapat menggunakan alat-alat yang mudah didapat di daerah
setempat, murah dan gampang di gunakan; ganjaran bagi pemenang dirasakan
langsung; dan penilaian bersama oleh pengamat dan pemain. Sedangkan kelemahan
metode ini adalah kemungkinan timbul perasaan untuk mengalahkan yang lain dan
bukan untuk bekerjasama; membutuhkan keterampilan dalam mencari dan
mengembangkan alat-alat yang sesuai dengan kondisi kelas; dorongan dirasakan
hanya untuk mendapat ganjaran dan bukan untuk belajar; dan kadang-kadang
melebihi waktu yang telah ditentukan.
Langkah-langkah
penggunaan metode permainan (Sudjana, 2010: 138) yaitu:
1.
Pendidik, atau bersama peserta didik, memikirkan dan
menentukan ide pokok, pesan, atau masalah yang ingin disampaikan dalam
permainan,
2.
Pendidik bersama peserta didik menyusun dan menentukan
aturan permainan yang mudah, sederhana dan jelas bagi peserta didik,
3.
Pendidik membantu peserta didik dalam mempersiapkan
tempat, fasilitas dan alat-alat yang diperlukan,
4.
Pendidik membantu peserta didik dalam melaksanakan
permainan:
a.
Pendidik menjelaskan cara-cara/aturan permainan
b.
Pendidik membagi peserta didik dalam kelompok
5.
Pendidik melakukan penilaian terhadap isi, proses dan
hasil permainan.
B.
Definisi
Operasional Variabel
1.
Kemampuan Operasi Hitung
Kemampuan
Operasi Hitung adalah kecakapan yang harus dikuasai siswa dalam menyelesaikan
tugas pengerjaan operasi hitung (dalam penelitian ini perkalian dan pembagian)
pada bilangan cacah dengan tepat, yang diukur dengan tes tertulis yang
dinyatakan dalam bentuk skor 0-100.
2.
Metode Permainan Kartu
Metode
Permainan Kartu adalah cara mengajar yang dilaksanakan dalam bentuk permainan
kartu. Permainan dilakukan dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 anak.
Dalam permainan kartu bilangan, kartu dibagi habis kepada semua anggota,
sisakan satu untuk memulai permainan, siswa mencari pasangan kartu yang
terbuka, yang mempunyai pasangan kartu meletakkan kartu berikutnya untuk
melanjutkan permainan. Dilakukan berulang sampai ada salah satu siswa yang
kehabisan kartu dan dinyatakan sebagai pemenang.
3.
Kartu bilangan
Kartu bilangan adalah sebuah kartu yang terbuat dari kertas manila
berbentuk persegi panjang berukuran 10 x 8 cm yang bertuliskan lambang bilangan
(bentuk perkalian dan pembagian serta bentuk pernjumlahan berulang dan bentuk
pengurangan berulang), dengan jumlah 40 buah.
Kegiatan
permainan yang dapat digunakan untuk anak belajar konsep operasi hitung
bilangan adalah dengan permainan kartu bilangan. Kartu merupakan salah satu
benda yang dapat dimanfaatkan sebagai permainan edukatif. Permainan kartu
bilangan dilakukan dengan aturan sebagai berikut:
a. Kartu dibagi
habis kepada semua anggota kelompok, sisakan satu untuk memulai permainan.
b. Siswa mencari
pasangan kartu yang terbuka.
c. Siswa yang
mempunyai pasangan kartu yang terbuka, meletakkan kartu berikutnya.
d. Kemudian
siswa mencari pasangan kartu berikutnya, begitu seterusnya sampai ada salah
satu siswa yang kehabisan kartu. Siswa yang kartunya habis pertama kali,
dinyatakan sebagai pemenang. Permainan dapat diulang beberapa kali, sehingga
pemenangnya tidak hanya satu anak saja.
A.
Pengaruh
Metode Permainan terhadap Kemampuan Operasi Hitung
Semakin
banyak pendidik dan psikolog yang percaya bahwa anak-anak prasekolah dan
sekolah dasar belajar paling baik melalui metode pengajaran yang aktif dan
partisipatif, seperti permainan dan drama (Santrock, 2007: 243). Dengan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, anak diharapkan lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Dalam Andang Ismail (2006: 25) para ahli pendidikan anak
dalam risetnya mengatakan bahwa cara belajar anak yang paling efektif ada pada
permainan anak, yaitu dengan bermain dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar adalah bermain yang kreatif,
menyenangkan dan bersifat mendidik (Andang Ismail, 2006: 26).
Metode
permainan merupakan suatu metode pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
permainan. Dengan menerapkan metode permainan dalam pembelajaran akan tercipta
suasana belajar yang menyenangkan. Menurut Dienes (Pitadjeng, 2006: 31)
permainan matematika sangat penting sebab operasi hitung matematika dalam
permainan tersebut menunjukkan aturan secara konkret dan lebih membimbing dan
menajamkan pengertian matematika pada anak didik. Namun, menurut Ruseffendi
(1988: 198) tidak semua topik dapat disajikan dengan metode permainan. Misal
dalam belajar matematika permainan yang digunakan bukanlah sekedar permainan
tetapi permainan yang mengandung nilai matematika. Dengan permainan semacam itu
keterampilan siswa menjadi meningkat, konsep-konsep matematika dapat ditanamkan
dan lebih mudah dipahami (Ruseffendi, 1988: 194).
Kemampuan
operasi hitung yang perlu dikuasai siswa berupa kecakapan dalam menyelesaikan
soal dengan tepat. Selama ini untuk menguasai kemampuan operasi hitung misal
penjumlahan dan pengurangan, dalam proses pembelajaran terkadang siswa diajarkan
untuk menghafal tanpa memahami dengan benar konsep yang sebenarnya. Penerapan
metode permainan dalam proses belajar mengajar menyajikan suasana belajar yang
berbeda, yang membuat peserta lebih nyaman belajar. Sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuan operasi hitungnya dengan bermain sambil belajar, karena
bermain adalah sarana belajar yang paling efektif dan menyenangkan (Andang
Ismail, 2006: 9). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan metode
permainan kartu bilangan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan operasi
hitung perkalian dan pembagian bagi siswa.
B.
Kerangka
Berfikir
Pembelajaran
kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian yang diberikan pada kelas III
SD Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati cenderung menggunakan metode ekspositori,
dimana anak diberikan penjelasan tentang materi kemudian diminta mengerjakan
latihan-latihan soal. Ternyata dengan menggunakan metode tersebut anak kurang
mampu menyelesaikan soal operasi hitung. Setiap kali diberikan soal baru perlu
dijelaskan lagi dari awal tentang cara penyelesaiannya. Hal ini membuktikan
pembelajaran yang berlangsung tidak efektif. Menyikapi hal ini, peneliti ingin
melakukan sebuah tindakan dengan menerapkan metode permainan dalam
pembelajaran.
Dasar
pemilihan metode ini mengacu pada sifat/karakteristik anak yang masih suka
bermain dan tahap perkembangan anak yang termasuk dalam tahap operasional
konkret. Mengingat dunia anak adalah dunia bermain, dengan bermain sambil
belajar diharapkan anak akan bertambah pengetahuan dan pengalamannya, serta
lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Dengan penerapan metode permainan
kartu dalam pembelajaran matematika, peneliti mengharapkan mampu meningkatkan
kemampuan operasi hitung siswa kelas III Semester 1 SD Negeri Karaban 03 Kec.
Gabus Kab. Pati.
C.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
kajian teori diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya
metode permainan kartu bilangan, dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung
perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Karaban 03 semester 1,
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
I.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek, Tempat, dan Waktu
Penelitian
1.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa dan
guru kelas III, dimana siswa berjumlah 18 orang; 11 siswa laki-laki dan 7 orang
siswa perempuan. Berumur rata-rata antara 8-9 tahun.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SD Karaban 03 yang beralamat di Jalan Pati – Kayen Km. 10
kode pos 59173 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September 2016, dimulai dari pra siklus,
siklus I dan siklus II dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No
|
Mata Pelajaran
|
Siklus
|
Waktu Pelaksanaan
|
1
2
3
|
Matematika
Matematika
Matematika
|
Pra Siklus
I
|
Kamis, 6 Oktober 2016
Kamis, 13 Oktober 2016
Kamis, 20 Oktober 2016
|
A.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran yang
dilakukan disusun dalam bagan berikut ini :
1.
Siklus I
a. Perencanaan
Pada siklus I, pembelajaran dikembangkan semaksimal
mungkin mengatasi kekurang-kekurangan yang terdapat pada
pembelajaran di pra siklus. Pada tahap ini meliputi:
1)
Melakukan
diskusi bersama supervisor 2 dan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan pada pembelajaran
Pra Siklus, kemudian merancang perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus I
2)
Menetapkan indikator dan menelaah materi perkalian dan
pembagian dalam pembelajaran Matematika
3)
Menyusun revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dengan menerapkan model permainan kartu bilangan yaitu pada kegiatan awal guru memberi motivasi dengan menyanyikan lagu
“Berkibarlah Benderaku” dan mengumumkan tata tertib kepada masing-masing
kelompok.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan menerapkan media Pembelajaran Kartu Bilangan
a) Menyiapkan sumber dan alat
peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
b) Menyiapkan
alat
evaluasi berupa
tes tertulis dan lembar kerja siswa.
c) Menyiapkan
lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa,
d) Menyiapkan
hadiah untuk kelompok agar siswa lebih semangat.
b.
Pelaksanaan Tindakan
1)
Kegiatan Awal
a) Guru memberi Salam, berdo’a,
dan mengabsen siswa
b) Guru mengkondisikan kelas
dengan meminta siswa tertib dan menata tempat duduk.
c) Guru menyiapkan perlengkapan
belajar tentang media permainan kartu bilangan perkalian dan pembagian
d) Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan
kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini
e) mengumumkan tata tertib
kepada masing-masing kelompok.
2)
Kegiatan Inti
a) Siswa
memperhatikan gambaran awal mengenai materi dari penjelasan guru.
b) Siswa melakukan tanya jawab
dengan guru.
c) Guru menjelaskan peraturan selama pembelajaran
d) Guru mengatur pembentukan
kelompok, siswa mengelompok ke dalam kelompok belajar dengan beranggotakan 4-5 siswa .
e) Guru memberikan permasalahan
untuk didiskusikan
f) Guru membimbing diskusi
kelompok, memotivasi, dan memberikan bantuan
seperlunya.
g) Guru memberikan kesempatan
setiap kelompok untuk bertukar hasil diskusi
h) Guru memberikan kesempatan
setiap kelompok untuk bertukar hasil diskusi
i) Guru membimbing pembuatan
laporan
j) Guru memberikan kesempatan
tiap kelompok untuk saling bertukar hasil diskusi, perwakilan setiap kelompok
membacakan hasil diskusinya.
k) Siswa lain
memperhatikan dan menanggapi hasil diskusi
l) Siswa diberi
kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
3)
Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa
menyimpulkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
b) Siswa
mengerjakan soal evaluasi secara
individu.
c) Guru menilai tes dan
menganalisis hasil tes untuk melihat perkembangan pemahaman siswa.
d) Guru menginformasikan materi
dan yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
e) Guru memberikan tindak lanjut.
c. Pengumpulan Data
Pengamatan oleh supervisor
selama kegiatan pembelajaran berlangsung:
1) Sebagian siswa sudah mulai
aktif dalam kelompok
2) Sebagian siswa sudah mampu
menjelaskan dan mengerjakan perkalian dan pembagian dengan media permainan
kartu bilangan
3) Siswa sudah mulai kreatif
namun masih perlu ditingkatkan lagi.
d.
Refleksi
Peneliti, supervisor 2, dan teman sejawat
mengevaluasi keseluruhan proses pembelajaran beserta hasil pembelajaran yang
telah dilakukan pada siklus I dalam pembelajaran Matematika melalui media
kartu bilangan untuk
mengidentifikasi kekurangan, serta menetapkan perbaikan berupa tindak lanjut yang
diperlukan untuk siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II, pembelajaran dikembangkan semaksimal mungkin untuk mengatasi
kekurang-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran di siklus I. Pada tahap ini meliputi:
1)
Melakukan
diskusi bersama supervisor 2 dan kolaborator untuk mengidentifikasi kekurangan
pada pembelajaran siklus I, kemudian merancang perbaikan yang akan dilaksanakan
pada siklus II KD 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dan KD
3.2 Melakukan pembagian dua angka.
2)
Menetapkan indikator dan menelaah materi operasi
hitung perkalian dan pembagian dalam pembelajaran matematika.
3)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
menerapkan Media Permainan Kartu Bilangan yaitu pada
kegiatan inti memberikan
reward kepada kelompok yang sudah berpartisipasi dengan baik.
4)
Menyiapkan
sumber dan alat peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan sumber berupa buku untuk siswa
Sekolah Dasar kelas III, Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika kelas III
5)
Menyiapkan alat evaluasi berupa tes
tertulis dan lembar kerja siswa.
6)
Menyiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas siswa
b.
Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberi Salam, berdo’a,
dan mengabsen siswa.
b) Guru mengkondisikan kelas
dengan meminta siswa tertib, menata tempat duduk dan membimbing lagu
“Berkibarlah Benderaku”.
c) Guru menyiapkan perlengkapan
belajar tentang perkalian dan pembagian berupa media kartu bilangan
d) Guru melakukan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan,”apakah kalian ingat bagaimana bentuk panjang dari
pembagian 28:7?”.
e) Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan
kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini
f) mengumumkan tata tertib
kepada masing-masing kelompok.
2) Kegiatan Inti
a) Siswa memperhatikan dari penjelasan guru mengenai materi awal.
b) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
c) Guru menjelaskan peraturan selama
pembelajaran
d) Guru mengatur
pembentukan kelompok, siswa mengelompok ke dalam kelompok belajar dengan beranggotakan 4-5
siswa.
e) Guru memberikan permasalahan untuk
didiskusikan.
f) Guru membimbing diskusi
kelompok, memotivasi, dan memberikan bantuan seperlunya.
g) Guru membimbing pembuatan laporan
h) Guru memberikan
kesempatan tiap kelompok untuk saling bertukar hasil diskusi.
i) Siswa lain
memperhatikan dan menanggapi hasil diskusi yang telah dibacakan.
j) Siswa diberi kesempatan
untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
k) Guru memberikan
reward kepada kelompok yang sudah berpartisipasi dengan baik.
3) Kegiatan
Penutup
a.
Guru
bersama siswa menyimpulkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
b.
Siswa mengerjakan soal evaluasi individu
c.
Guru
menilai tes dan menganalisis hasil tes untuk melihat perkembangan pemahaman
siswa terhadap materi.
d.
Guru
menginformasikan materi dan yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
e.
Guru memberikan tindak lanjut.
4)
Pengumpulan Data
Pengamatan oleh
supervisor selama kegiatan pembelajaran berlangsung:
a) Pembelajaran sudah
menyenangkan, semua siswa sudah aktif.
b) Siswa sudah mampu memahami
konsep tentang perkalian.
c) Sebagian besar siswa sudah
tuntas ( ketuntasan 89 % ) dalam belajar.
5)
Refleksi
Guru
bersama pengamat (supervisor 2) dan teman sejawat mendiskusikan hasil
pembelajaran, jalannya pembelajaran, peningkatan kemampuan berfikir siswa dan
mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus ini. Dalam siklus
kedua ini sudah dianggap tidak ada masalah dan hasil belajar telah memenuhi
standar yaitu adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dan prestasi belajar
peserta didik. Hanya saja satu siswa yang belum tuntas, hal ini disebabkan
karena anak tersebut mengalami kesulitan belajar di dalam menerima pelajaran.
C.
Teknik Analisis Data
Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2009: 244).
Hasil analisis data ini berguna untuk
merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Data yang diperoleh
pada penelitian ini berupa lembar observasi pada saat proses pembelajaran dan
nilai tes setiap siswa. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data
tersebut adalah:
1. Analisis Kualitatif
Teknik
analisis data ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data
serta transformasi data kasar dari catatan pengamatan. Hasil reduksi berupa
uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Penyajian
data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun,
diatur, diringkas dalam bentuk kategori-kategori, sehingga mudah dipahami makna
yang terkandung di dalamnya.
2. Analisis Kuantitatif
Hasil
tes siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Pada setiap penilaian
dihitung nilai rata-ratanya, sehingga di dapat rata-rata nilai tespra tindakan,
rata-rata nilai tes tertulis siklus I dan rata-rata nilai tes tertulis siklus
II. Kemudian hasil rata-rata tes siswa tersebut dideskripsikan. Jika hasil tes
siswa mengalami kenaikan sesuai standar nilai yang telah ditentukan, maka
diasumsikan dengan menerapkan metode permainan kartu dapat meningkatkan
kemampuan operasi hitung siswa.
Berikut
adalah indikator keberhasilan penelitian ini.
1.
Secara kualitatif ditandai dengan adanya peningkatan
kemampuan operasi hitung menggunakan metode permainan kartu bilangan pada
setiap pertemuan.
2.
Secara kuantitatif ditandai dengan:
a) Nilai rata-rata kelas dan
persentase hasil kemampuan operasi hitung meningkat dari pra tindakan ke siklus
I, dari siklus I ke siklus II, dan
b) Ketuntasan belajar siswa
dalam satu kelas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran
Matematika yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah SD Negeri Karaban 03.
Adapun standar minimal yang ditentukan adalah 85% dari jumlah siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM, yaitu 65.
Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan tes. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan bulan September sampai Oktober 2016. Dalam
pelaksanaannya peneliti dibantu oleh Ibu Sriyati, S.Pd selaku supervisor 2 dan Ibu Ratih Wahyu Trisnowati, S.Pd.SD, selaku
guru kelas V dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Tes diberikan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika (terkait dengan topik yang
diberikan). Soal yang diberikan berupa soal-soal cerita tentang perkalian dan
pembagian. Jumlah butir tes (evaluasi) yang digunakan adalah enam nomor soal
untuk masing-masing siklus, yang diberikan pada akhir pembelajaran setiap
siklus, dan waktu yang digunakan untuk tes (evaluasi) yang dilaksanakan pada
tiap siklus adalah tiga puluh (30) menit. Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan lembar
pengamatan aktivitas guru dan siswa. Data hasil tes belajar dianalisis dengan menggunakan acuan
tingkat pemahaman dan penguasaan
siswa. Tingkat pemahaman siswa ditentukan dengan mengunakan kriteria penilaian
sebagai berikut:
80%-100% = tinggi
60%- 79% = sedang
0%-59% = kurang,
selanjutnya data tersebut akan
dikelola dengan menggunakan teknik analisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan klasikal
Keterangan:
P = Presentase
ketuntasan
n = Jumlah siswa yang
tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa (Suharsini, Arikunto 2006:281)
Dalam penelitian ini yang akan
diteliti adalah ketercapaian tujuan kinerja guru dan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan. Indikator ketercapaian tujuan
kinerja guru dan siswa meliputi: (1) Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran mencapai
kebehasilan ≥85%. (2) Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai keberhasilan ≥85%. (3) Siswa dikatakan telah belajar tuntas,
jika keberhasilan belajar siswa memperoleh nilai lebih/sama dengan nilai KKM
yaitu 65, sedangkan ketuntasan klasikal mencapai 85%.
I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
Sebelum melakukan
penelitian tindakan kelas tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pada
tahap siklus I, Peneliti menyusun rencana tindakan sebagai
berikut: (1) menentukan waktu pelaksanaan, (2) menentukan materi sesuai dengan
Kompetensi Dasar, (3) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan indikator, (4) menyusun lembar kerja siswa dan soal evaluasi, (5)
menyusun pedoman penilaian, (6) menyusun lembar observasi, (7) menyiapkan
sumber belajar dan alat permainan kartu bilangan.
Setelah penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, hasil
belajar peseta didik yang diambil dari tes formatif adalah seperti berikut.
Tabel 4.3
Daftar Analisis Nilai Siklus I
No
|
Nama Peserta Didik
|
Analisi Nomor Soal
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
N
|
T
|
BT
|
1
|
Ahmad
Bahrul Alamsyah
|
-
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
70
|
ü
|
|
2
|
Ali
Mustofa
|
+
|
+
|
+
|
+
|
|
+
|
80
|
ü
|
|
3
|
Anggraeni
Sukmawati
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
70
|
ü
|
|
4
|
Bima
Wijaya
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
5
|
Chelsiana
Bintang
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
-
|
60
|
|
ü
|
6
|
Fleo
Galang Perjuangan
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
90
|
ü
|
|
7
|
Indah
Ayu Virnugrahani
|
+
|
+
|
+
|
-
|
-
|
-
|
40
|
|
ü
|
8
|
Kiky
Arifin Priatama
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
90
|
ü
|
|
9
|
Luna
Maya Iftqul Anjani
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
60
|
|
ü
|
10
|
Mohammad
Syarif Hidayatullah
|
+
|
+
|
+
|
-
|
-
|
-
|
60
|
|
ü
|
11
|
Muhammad
Khoirun Niam
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
70
|
ü
|
|
12
|
Mohammad
Kian Yuli
|
+
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
80
|
|
ü
|
13
|
Mohammad
Vicky Nugraha
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
80
|
ü
|
|
14
|
Risma
Putri Satyani
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
90
|
ü
|
|
15
|
Taysen
Anatasya
|
+
|
|
+
|
+
|
-
|
+
|
70
|
ü
|
|
16
|
Totok
Johan
|
+
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
80
|
ü
|
|
17
|
Triyanto
Syam Kunardi
|
-
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
70
|
ü
|
|
18
|
Uswatun
Hasanah
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
JUMLAH
|
1.360
|
13
|
5
|
RATA-RATA
|
76
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
T = tuntas
BT = belum
tuntas
+ = soal
benar / tuntas
-
= soal salah / atau
tuntas
Tabel 4.4
Hasil Belajar
Matematika Siklus I
No
|
Hasil Hasil Belajar
|
Skor
|
Keterangan
|
1
|
Nilai rata-rata
|
76
|
|
2
|
Nilai tertinggi
|
100
|
|
3
|
Nilai terendah
|
60
|
|
4
|
Peserta didik yang tuntas
|
13
|
|
5
|
Peserta didik yang belum tuntas
|
5
|
|
6
|
Tingkat ketuntasan
|
72%
|
|
Bentuk tindakan yang
diberikan pada siklus I berupa penggunaan metode permainan kartu bilangan dalam
pembelajaran keterampilan operasi hitung perkalian dan pembagian. Dalam
pembelajaran, siswa diajak bermain kartu bilangan menjodohkan bentuk
penjumlahan berulang dengan bentuk perkalian. Permainan dilakukan dalam
kelompok, menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas III yang sudah mulai
bermain dalam kelompok. Proses pembagian kelompok disini ternyata juga
memerlukan perhatian khusus, karena pembagian kelompok yang kurang tepat akan
membuat kinerja kelompok tersebut tidak optimal. Maka, guru perlu menggunakan
beberapa cara pembagian kelompok yang membuat siswa menjadi nyaman dalam
kelompoknya.
Berdasarkan pengamatan
peneliti, pada saat penggunaan metode permainan, siswa belum berpartisipasi
aktif seluruhnya. Penyampaian aturan permainan terlalu cepat, beberapa siswa
belum dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan kurangnya alokasi waktu.
Hasil belajar kemampuan operasi hitung pada siklus I menurut peneliti
peningkatannya juga kurang optimal. Peningkatan hasil belajar yang terjadi
antara pra tindakan dengan siklus I kurang maksimal. Nilai rata-rata pra
tindakan 61 meningkat menjadi 76. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan ke
siklus II dengan harapan dihasilkan hasil yang lebih baik.
1. Siklus 2
Peneliti
menyusun rencana tindakan sebagai berikut: (1) menentukan waktu pelaksanaan,
(2) menentukan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar, (3) menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan indikator, (4) menyusun lembar
kerja siswa dan soal evaluasi, (5) menyusun pedoman penilaian, (6) menyusun
lembar observasi, dan (7) menyiapkan sumber belajar dan alat permainan kartu
bilangan.
Setelah peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II, hasil belajar peseta didik yang diambil dari tes formatif adalah
seperti berikut :
Tabel 4.5
Daftar Analisis Nilai
Siklus 2
No
|
Nama Peserta Didik
|
Analisi Nomor Soal
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
N
|
T
|
BT
|
1
|
Ahmad
Bahrul Alamsyah
|
+
|
+
|
+
|
|
+
|
+
|
80
|
ü
|
|
2
|
Ali
Mustofa
|
+
|
|
+
|
+
|
+
|
+
|
90
|
ü
|
|
3
|
Anggraeni
Sukmawati
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
|
80
|
ü
|
|
4
|
Bima
Wijaya
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
5
|
Chelsiana
Bintang
|
+
|
+
|
|
+
|
+
|
+
|
80
|
|
|
6
|
Fleo
Galang Perjuangan
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
7
|
Indah
Ayu Virnugrahani
|
+
|
+
|
|
+
|
|
|
60
|
|
ü
|
8
|
Kiky
Arifin Priatama
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
9
|
Luna
Maya Iftqul Anjani
|
+
|
+
|
|
+
|
+
|
+
|
80
|
ü
|
|
10
|
Mohammad
Syarif Hidayatullah
|
+
|
+
|
+
|
+
|
|
|
60
|
|
ü
|
11
|
Muhammad
Khoirun Niam
|
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
90
|
ü
|
|
12
|
Mohammad
Kian Yuli Eka
|
+
|
+
|
+
|
|
+
|
+
|
80
|
ü
|
|
13
|
Mohammad
Vicky Nugraha
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
14
|
Risma
Putri Satyani
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
15
|
Taysen
Anatasya
|
+
|
|
+
|
+
|
+
|
+
|
90
|
ü
|
|
16
|
Totok
Johan
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
17
|
Triyanto
Syam Kunardi
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
18
|
Uswatun
Hasanah
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
100
|
ü
|
|
JUMLAH
|
1.590
|
16
|
2
|
RATA-RATA
|
88
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
T = tuntas
BT = belum
tuntas
+ = soal
benar / tuntas
-
= soal salah / atau
tuntas
Secara lengkap hasil analisis tes
formatif pelaksanaan siklus II pada peserta didik kelas III SD Negeri Karaban 03 tentang
operasi hitung perkalian
dan pembagian dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.6
Hasil Belajar
Matematika Siklus 2
No
|
Hasil Hasil Belajar
|
Skor
|
Keterangan
|
1
|
Nilai rata-rata
|
88
|
|
2
|
Nilai tertinggi
|
100
|
|
3
|
Nilai terendah
|
60
|
|
4
|
Peserta didik yang tuntas
|
16
|
|
5
|
Peserta didik yang belum
tuntas
|
2
|
|
6
|
Tingkat ketuntasan
|
89 %
|
|
Berdasarkan
pengamatan peneliti, kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung dengan
menyenangkan. Siswa aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pembelajaran, sering
bertanya dan mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Kegiatan belajar
tidak lagi berpusat pada guru, tapi pada siswa.
Berdasarkan
pengamatan peneliti pada siklus II ini, penggunaan metode permainan kartu
bilangan cukup efektif, proses pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa ikut
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan
operasi hitung perkalian dan pembagian. Perbaikan dapat dilakukan dalam hal
pembagian kelompok dengan tepat, penentuan permainan yang akan dilakukan harus
disesuaikan dengan indikator, penyampaian aturan permainan diperjelas,
manajemen waktu pelaksanaan dan kreatif guru dalam mengarahkan kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir agar sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
A.
Pembahasan Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Data kondisi awal siswa kelas II sejumlah 26 siswa diperoleh dari
pelaksanaan tes pra tindakan, diketahui bahwa nilai tertinggi 90, nilai
terendah 20 dan nilai rata-rata 61. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 7 siswa
atau 39% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 61%. Hasil pelaksanaan siklus pertama, nilai
rata-rata meningkat menjadi 78, sementara kriteria ketuntasan minimal juga
meningkat menjadi 72%. Peningkatan tersebut dikarenakan pembelajaran menjadi
lebih efektif dalam suasana yang menyenangkan. Dari pelaksanaan tindakan siklus
kedua, di dapat hasil yaitu terjadi peningkatan kemampuan operasi hitung
perkalian dan pembagian siswa. Nilai rata-rata meningkat menjadi 88, persentase
pencapaian KKM menjadi 89% atau 16 siswa. Peningkatan terjadi karena proses
belajar yang mudah dengan bermain.
Untuk melihat lebih jelas peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 4.7
Tabel Peningkatan Hasil Belajar
No
|
Keterangan
|
Pra siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
Nilai rata-rata
|
61
|
76
|
88
|
2
|
Nilai tertinggi
|
90
|
100
|
100
|
3
|
Nilai terendah
|
20
|
40
|
60
|
4
|
Tingkat ketuntasan
|
39%
|
72 %
|
89 %
|
Dalam
pembelajaran pada siklus kedua juga makin terlihat kalau pembelajaran
berlangsung menyenangkan dengan menerapkan tiga prinsip utama pembelajaran yang
disampaikan Jean Piaget (Achmad Sugandi dkk, 2004: 35) yaitu belajar aktif,
belajar lewat interaksi sosial dan belajar lewat pengalaman sendiri. Siswa
aktif dalam permainan, belajar lewat interaksi sosial dalam kelompok, dan semua
dilakukan sendiri oleh siswa.
Dengan
demikian kualitas pembelajaran Matematika melalui Metode Permainan Kartu Bilangan untuk
operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III
SD Negeri Karaban 03
Semester
I Kecamatan Gabus Kabupaten
Pati Tahun
Pelajaran
2016/ 2017
dapat meningkat dan bisa dikatakan berhasil.
I.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK
LANJUT
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada
pembelajaran Matematika melalui metode permainan kartu bilangan tentang materi
operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri Karaban 03
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Semester 1 tahun pelajaran 2016/ 2017 dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Prestasi belajar Matematika materi perkalian dan pembagian
bagi siswa kelas III SD Negeri Karaban
03 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/ 2017
meningkat. Data kondisi awal siswa kelas II sejumlah 26 siswa diperoleh dari
pelaksanaan tes pra tindakan, diketahui bahwa nilai tertinggi 90, nilai
terendah 20 dan nilai rata-rata 61. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 7 siswa
atau 39% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 61%. Hasil pelaksanaan siklus pertama, nilai
rata-rata meningkat menjadi 78, sementara kriteria ketuntasan minimal juga
meningkat menjadi 72%. . Dari pelaksanaan tindakan siklus kedua, di dapat hasil
yaitu terjadi peningkatan rata-rata meningkat menjadi 88, persentase pencapaian
KKM menjadi 89% atau 16 siswa. Dengan demikian penetapan hipotesis dalam
penelitian ini benar atau dikatakan berhasil.
2.
Penggunaan metode Permainan Kartu Bilangan dalam pembelajaran
Matematika terbukti mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata
pelajaran matematika operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD
Negeri Karaban 03 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran
2016/ 2017.
B. Saran dan Tindak lanjut
Berdasarkan hasil penelitian Metode
Permainan Katu Bilangan dengan materi operasi hitung perkalian dan pembagian
dalam pembelajaran Matematika kelas III SD Negeri Karaban 03 semester 1
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru: Guru hendaknya
dapat menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran di sekolah untuk
meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian.
2. Bagi Siswa : Siswa hendaknya
melakukan persiapan yang matang agar pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media kartu bilangan berjalan efektif dan efisien, dalam memahami
suatu konsep atau materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
3. Bagi kepala sekolah: pembelajaran
memerlukan berbagai variasi metode pembelajaran, alangkah baiknya jika kepala
sekolah dapat melakukan pelatihan berbagai metode yang dapat di variasikan
dalam pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain: peneliti
lain yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode
permainan kartu bilangan, diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan
penelitian lain pada pokok bahasan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sugandi dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Andang Ismail. (2006). Education Games. Jakarta: Pilar Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Baharin Shamsudin. (2002). Kamus Matematika Bergambar. Jakarta: Grasindo
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta.
Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan.
Departemen Pendidikan Nasional
Rusenffendi. (1988). Pengajaran Matematika Modern. Bandung: Transito.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Sudjana. (2010). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah
Production.
Sugiyono. (2009). Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
St. Negoro dan B. Harahap. (1998). Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia
Indonesia