Wednesday, 23 August 2017

Rangkuman Pembelajaran IPA di SD Modul 7: Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar IPA

Rangkuman Pembelajaran IPA di SD Modul 7: Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar IPA


EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA

KEGIATAN BELAJAR 1
EVALUASI PENDIDIKAN DI SD, PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP EVALUASI.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  ( KTSP ), disebutkan bahwa : penilaian (evaluasi) bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk keperluan perbaikan dan peningkatankegiatan  belajar siswa, dan untuk memperoleh umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan adalah peningkatan kemampuan yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan siapa (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun (tidak tidur).
Pada tahun 1935 Ki Hadjar Dewantara menyatakan pendidikan atau pengajaran bertujuan untuk mengembangkan, cipta, rasa, dan karsa peserta didik. Sedangkan pada tahun 1956  pakar pendidikan B.S. Bloom dan kawan-kawannya menjabarkan lebih rinci tujuan pendidikan, yang dikenal dengan Taksonomi Tujuan Pendidikan. Rincian taksonomi inilah yang sekarang banyak dilaksanakan di sekolah.
Dalam taksonomi  tersebut terdapat 3 kawasan/daerah/ranah yaitu :
1. Ranah Kongnitif (Ranah proses berfikir)
2. Ranah afektif (Ranah sikap hidup)
3. Ranah Psikomotor (Ranah ketrampilan fisik).

Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang dapat mengembangkan ketiga ranah kongnitif, afektif dan psikomotor. Melalui kegiatan labolatorium atau kunjungan lapangan dapat dikembangkan kemampuan psikomotor dan afektif.
Materi (bahan) dan ranah yang harus dilatihkan berpedoman pada tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Pendidikan Nasional, No. 22 Tahun 2006. Tujuan pendidikan yang tercantum dalam dokumen ini mencakup.
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan    kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan paduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi,
4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Evaluasi proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai. Jika sudah dicapai, kegiatan selanjutnya dapat dilaksanakan. Sebaliknya jika tujuan belum dicapai/dikuasai, pendidik harus berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan melaksanakan berbagai alternative pembelajaran.
Evaluasi proses sebaiknya dilakukan tertulis agar semua peserta mendapat kesempatan yang sama mengemukakan jawaban. Namun dengan cara-cara yang diatur secara berhati-hati evaluasi proses sekali-kali dapat dilakukan secara lisan. Pelaksanan evaluasi proses yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambung akan meningkatkan daya serap peserta didik.
Tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik akan lebih akurat  (tepat) pengukurannya kalau tes hasil belajar dilakukan lebih sering.




KEGIATAN BELAJAR 2
EVALUASI PROSES BELAJAR IPA DI SD
Didalam KTSP tercantum bahwa tujuan mata pelajaran IPA di sd adalah :
1. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
2. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitarnya.
3. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di   lingkungan sekitarnya.
4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri.
5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai kesadaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Penilaian proses pembelajaran IPA dibagi atas ranah kongnitif, afektif dan psikomotor. Penilaian proses pembelajaran yang bersifat kongnitif dilaksanakan dengan lisan atau tertulis dalam bentuk pertanyaan esai objektif, atau bentuk tes objektif. Penilaian yang menyangkut proses pembelajaran pengembangan psikomotor dan afektif biasanya dilaksanakan melalui observasi. Hasil penilaian proses digunakan untuk menentukan kualitas pembelajaran bukan untuk menentukan nilai peserta didik.




KEGIATAN BELAJAR 3
EVALUASI HASIL BELAJAR IPA DI SD
Setelah mengikuti proses pembelajaran yang selalu di evaluasi proses pelaksanaannya, bilamana hasil evaluasi kurang baik berarti proses pembelajarannya kurang baik, maka guru langsung mengadakan perbaikan hingga hasil evaluasi menjadi baik.
Untuk mengukur kemampuan berfikir (kongnitif, C), kemampuan ketrampilan (psikomotor, P), dan kualitas kepribadian (afektif, A) maka diperlukan alat yang dapat dipercaya yaitu yang memiliki :
1. Validitas (ketepatan,kesahihan) yang tinggi
2. Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajarai
3. daya pembeda yang minimal cukup
4. objektivitasnya tinggi, dan
5. reliabilitas (ketepatan) yang tinggi.
Pengembangan ketrampilan di laboratorium adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan kongnitif dan menjadi tanggung jawab guru IPA untuk melaksanakannya.

Pengembangan kualitas kepribadian menjadi tanggung jawab semua pihak di sekolah (guru, kepala sekolah dan tenaga administrasi) oleh sebab itu pengukuran hasil pembinaan peningkatan kualitas ini dinilai satu kali dalam satu periode, akhir catur wulan dan akhir tahun. Kualitas kepribadian (nilainya) tidak mungkin digolongkan dengan kemampuan kongnitif ataupun kemapuan ketrampilan. 



Terima Kasih.... Semoga Bermanfaat....

Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban IPA Kelas 3 Semester 1: Perubahan Makhluk Hidup

Soal Ulangan Harian IPA Kelas 3 Semester 1: Perubahan Makhluk Hidup


I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Pertumbuhan dialami oleh ....
    a. manusia
    b. tumbuhan
    c. hewan
    d. makhluk hidup

2.
    Pertumbuhan manusia setelah anak-anak adalah ....
    a. bayi
    b. dewasa
    c. remaja
    d. tua

3.

    Berikut ini bukan merupakan ciri-ciri pertumbuhan pada makhluk hidup adalah bertambah ....
    a. ringan
    b. berat
    c. tinggi
    d. besar

4.

    Berikut ini adalah ciri-ciri pertumbuhan yang terjadi pada tanaman, kecuali ....
    a. mengecilnya batang
    b. bertambah tinggi
    c. jumlah daun bertambah
    d. membesarnya batang

5. Hewan yang mengalami metamorfosis adalah ....
    a. kucing
    b. kelinci
    c. nyamuk
    d. kambing

6. Kegiatan berikut yang termasuk rekreasi adalah ....
    a. tidur
    b. memasak
    c. joging
    d. ke kebun binatang

7.

     Pada pertumbuhan katak, telur menetas akan menjadi ....
    a. kepompong
    b. ulat
    c. katak kecil
    d. berudu

8. Urutan pertumbuhan tumbuhan setelah tumbuh bunga adalah ....
    a. batang
    b. ranting
    c. bunga
    d. buah

9. Jenis makanan yang termasuk lauk-pauk adalah ....
    a. stroberi
    b. singkong
    c. brokoli
    d. ikan teri

10.
      Tahu terbuat dari ....
      a. kacang tanah
      b. kedelai
      c. kacang hijau
      d. beras

11. Makanan yang mengandung karbohidrat adalah ....
      a.
       b. 
       c. 
       d. 

12. Makanan yang memenuhi kebutuhan tubuh adalah makanan ....
      a. bergizi
      b. mahal
      c. lezat 
      d. nikmat

13. Makanan seimbang menjadi sempurna jika ditambahkan ....
      a. susu
      b. nasi
      c. sayur
      d. buah

14. Makanan berikut yang mengandung vitamin adalah ....
      a. nasi, singkong, dan roti
      b. tempe, tahu, dan ikan 
      c. telur, mentega, dan keju
      d. pepaya, pisang, dan jambu

15. Makanan di bawah ini yang termasuk buah-buahan adalah ....
      a. 
      b. 
      c. 
      d. 

16. Penyakit di bawah ini yang disebabkan karena kekurangan vitamin B adalah ....
      a. skorbut
      b. beri-beri 
      c. hemofilia
      d. rakitis

17. Pertumbuhan tumbuhan paling cepat berada di dalam pot yang berisi tanah ....
      a. padas
      b. humus
      c. pasir
      d. kering

18. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor berikut, kecuali ....
      a. makanan bergizi
      b. rekreasi
      c. metamorfosis
      d. istirahat

19. Pertumbuhan seseorang dapat diamati dari pertumbuhan ....
      a. keahlian 
      b. kecakapannya
      c. anggota keluarga
      d. tinggi badan 

20. Setelah menetas, telur kupu-kupu akan menjadi ....
      a. kepompong 
      b. ulat 
      c. kupu-kupu
      d. pupa

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!

1. Makanan dengan menu seimbang disebut juga makanan empat sehat ....

2. Makanan pokok seperti nasi, roti, dan jagung banyak mengandung ....

3. 


     Wortel banyak mengandung vitamin ....

4. Tahu dan tempe mengandung protein ....

5. Protein yang berasal dari hewan disebut protein ....

6. Vitamin A dapat mencegah penyakit ....

7. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah ....

8. Bayam dan kangkung termasuk kelompok ....

9. Kalau kita lelah kita harus segera ....

10. Zat gizi yang berfungsi untuk memperbaiki sel-sel yang rusak disebut ....

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Sebutkan macam-macam pupuk alami!

2. Sebutkan ciri-ciri tanaman yang mengalami pertumbuhan!

3. Sebutkan buah-buahan yang mengandung vitamin A!

4. Bagaimana urutan metamorfosis kupu-kupu?

5. Sebutkan urutan pertumbuhan dan perkembangan manusia!

Kunci Jawaban :

I.
1. D
2. C
3. A
4. A
5. C
6. D
7. D 
8. D
9. D
10. B
11. C
12. A
13. A
14. D
15. B
16. B
17. B
18. C
19. D
20. B

II.
1. lima sempurna
2. karbohidrat
3. A
4. nabati
5. hewani
6. rabun ayam
7. belalang dan kecoa
8. sayur
9. istirahat
10. protein

III.
1. Pupuk kompos, pupuk kandang, dan pupul hijau
2. Bertambah tinggi, bertambah jumlah daunnya, batangnya semakin besar
3. Wortel, pepaya, tomat, apel
4. telur-ulat-kepompong-kupu-kupu
5. Bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua


Terima Kasih.... Semoga Bermanfaat....

Monday, 21 August 2017

Laporan PKP Matematika Kelas 3 Judul " MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIJI JAGUNG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ( CTL ) CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KELAS III SD NEGERI KARABAN 03 SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2014/2015"

Berikut saya bagikan kepada Anda para mahasiswa UT Laporan PKP Matematika Kelas 3 Judul " MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIJI JAGUNG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERKALIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ( CTL ) CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA  KELAS III SD NEGERI KARABAN 03 SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2014/2015"

Silahkan klik Link nya di bawah ini!


1. Cover https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5QmljclJ4aWk2MWc/view?usp=sharing

2. Abstrak https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5SzZraUIwMzJVUms/view?usp=sharing

3. Daftar Pustaka https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5MU1ubzlzSFBHNUk/view?usp=sharing

4. Lampiran https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5TF96aS1WRG5BTmM/view?usp=sharing

5. APKG 1 https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5Si01QjFyamdIWmM/view?usp=sharing

6. APKG 2 https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5Si01QjFyamdIWmM/view?usp=sharing

7. BAB 1 https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5QzJzTGZ4bWRVanM/view?usp=sharing

8. BAB 2 https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5V2hRelpPbXFQUTA/view?usp=sharing

9. BAB 3 https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5Q1g0cG5jOEVuZWs/view?usp=sharing

10. BAB 4 https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5amRGc0c4TlFFUFk/view?usp=sharing

11. BAB 5 https://drive.google.com/file/d/0B9ENXE3a6OL5bDcxYzlMalpCUHc/view?usp=sharing


Terima Kasih... Semoga Bermanfaat...

Karil UT Matematika Judul "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KARABAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017"

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS III 
SD NEGERI KARABAN 03  SEMESTER 1
KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI 
TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

SRI WARNINGSIH
NIM: 836662489
Alamat email: nienxgeliz@gmail.com

Abstrak
Penelitian tindakan kelas dilatarbelakangi adanya penemuan kasus siswa kelas III SD Negeri Karaban 03, diidentifikasi bahwa dalam pembelajaran Matematika operasi hitung perkalian dan pembagian hasil belajarnya masih rendah. Fakta tersebut di tunjukkan melalui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) Matematika yaitu 65, hanya 39 % siswa yang mencapai nilai KKM tersebut. Tujuan diadakan penelitian adalah untuk Meningkatkan prestasi hasil belajar matematika siswa kelas III Semester 1 SD Negeri Karaban 03 dengan metode permainan kartu bilangan. Penelitian  ini   menggunakan   rancangan   penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri Karaban 03, yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes tertulis dan observasi. Ketuntasan belajar mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 78% dan pada siklus II sebesar 89%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode permainan kartu bilangan materi operasi hitung perkalian dan pembagian dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III di SD Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati serta memberikan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam  pembelajaran.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode permainan Katu Bilangan, Pembelajaran Matematika.

I.                   PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan pembelajaran pendidikan di Indonesia sering terjadi perubahan dalam hal materi maupun perangkat untuk pencapaian tujuan materi. Diantara perangkat-perangkat pencapaian tujuan tersebut strategi belajar mengajar memegang peranan yang penting dan menentukan di dalam pembelajaran, strategi belajar mengajar yang lainnya disebut dengan metode pengajaran, sangat menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajarannya sehingga pembelajaran itu tidak menarik bagi siswa.
Proses belajar yang baik dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, bermakna, dan menyenangkan (Pitadjeng, 2006: 82). Dalam kegiatan belajar di kelas III SD Negeri Karaban 03 semester I Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, khususnya pembelajaran operasi hitung perkalian dan pembagian, belum terdapat proses pembelajaran yang dikatakan sebagai proses belajar yang baik. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal ini menjadikan kegiatan belajar mengajar tidak efektif, karena guru harus mengulang menjelaskan materi kepada siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran. Proses belajar pun dinilai tidak menyenangkan, terbukti sebagian anak lebih memilih asyik dengan dunianya sendiri. Sebagai guru, harus bisa memahami seperti apa dunia anak.
Kondisi tersebut dikarenakan masih banyak guru-guru yang belum berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan banyaknya kendala pembelajaran yang belum berhasil dipecahkan oleh guru. Dalam perkembangannya kendala yang dimaksud adalah problematika pembelajaran yang berasal dari guru dan siswa itu sendiri. Kendala yang berasal dari guru adalah masih banyak guru jika mengajar tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajarannya sehingga pembelajaran itu tidak menarik bagi siswa. Disamping kurang adanya kreatifitas guru dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran yang baik, kendala lainnya adalah masih banyak guru dalam mengelola pembelajaran mengandalkan metode ceramah dan menggunakan pendekatan otoriter terhadap siswanya sehingga guru selalu kurang berhasil bahkan tidak sedikit jumlahnya yang mengalami kegagalan memperbaiki proses dan hasil belajar siswanya. 
Dunia anak tidak terlepas dari permainan. Perkembangan bermain anak usia SD menurut Hurlock 4 memasuki tahapan Play Stage atau tahap bermain (Andang Ismail, 2006: 40). Bermain merupakan suatu kebutuhan bagi anak dalam masa perkembangannya. Menurut Monks dalam Pitadjeng (2006: 95) anak dan permainan adalah dua pengertian yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan bermain sambil belajar diharapkan anak dapat belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya dan proses belajar pun menjadi menyenangkan. Bermain sambil belajar adalah upaya menyampaikan materi belajar kepada anak dengan cara bermain atau dengan cara menyenangkan, sehingga tanpa disadari anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari proses belajar yang mudah (Andang Ismail, 2006: 296). Permainan kartu bilangan merupakan salah satu metode yang dapat dipilih oleh guru untuk mengajar Matematika, karena dengan permainan pembelajaran diharapkan lebih menyenangkan sehingga menarik bagi siswa dan tidak membosankan
Berdasarkan hasil tes formatif pra siklus diidentifikasi bahwa dalam pembelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian siswa  kelas III SD Negeri Karaban 03 semester 1, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017, hasil belajarnya masih rendah. Fakta tersebut di tunjukkan melalui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) Matematika yaitu 65, hanya 39 % siswa yang mencapai nilai KKM tersebut. Rincian dan hasil belajar tersebut dapat di lihat pada table 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Ketuntasan belajar hasil tes formatif pra siklus
No
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
Ketuntasan
Tuntas (%)
Tidak (%)
1.
2
3
4
5
10 – 20 
30 – 40
50 – 60
70 – 80
90 – 100
2
1
8
4
3



22%
17%
11%
 6%
44%

Jumlah
18
39%
61%

            Hasil nilai rata-rata kelas tes formatif prasiklus mata pelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian adalah nilai 61. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa hasil belajarnya rata – rata berada di bawah angka 65 atau di bawah KKM. Data selengkapnya disajikan pada pada tabel 1. 2.
Tabel 1.2
Nilai Rata-Rata Kelas Hasil Tes Formatif Prasiklus 
No
Kegiatan
Jumlah
Nilai Rata-rata
Siswa
Nilai
1.
Prasiklus
18
1.100
61

A.     Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut:
1.      rendahnya partisipasi dan respon siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung
2.      rendahnya tanggungjawab dan motivasi belajar siswa dalam setiap menyelesaikan tugas, baik yang dalam bentuk evaluasi maupun beban tugas tambahan di rumah,
3.      rendahnya hasil belajar siswa terhadap operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat
4.      beberapa siswa gaduh sendiri, karena belum jelas maupun bermain-main sendiri.
B.     Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi guru bersama supervisor 2 dan teman sejawat menemukan berbagai permasalahan yang ada yang harus segera dianalisis yaitu:
1.      guru kurang memperhatikan pentingnya media dan penggunaan metode yang bervariatif
2.      guru dalam pembelajaran cenderung melakukan pendekatan yang otoriter
3.      guru kurang dalam membuat perencanaan pembelajaran yang baik sehingga kegagalan dalam pembelajaran diawal tidak dijadikan sebagai bahan kajian untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya
C.     Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalah tersebut guru berusaha untuk memperbaiki proses dan hasil belajar dengan melakukan perubahan-perubahan yang inovatif melalui perbaikan perencanaan pembelajaran, mulai identifikasi masalah, membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran, pembuatan media yang baik sampai penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan tuntutan belajar siswa.  Penelitian ini akan dibatasi pada peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian  dan pembagian siswa kelas III Semester 1 SD Negeri Karaban 03 dengan menerapkan media kartu bilangan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Guru menjelaskan peraturan selama pembelajaran
b)      Guru mengatur pembentukan kelompok, siswa mengelompok ke dalam kelompok belajar dengan beranggotakan 4-5 siswa.
c)      Guru memberikan permasalahan untuk didiskusikan.
d)      Guru membimbing diskusi kelompok, memotivasi, dan memberikan bantuan seperlunya.
e)      Guru membimbing pembuatan laporan
f)       Guru memberikan kesempatan tiap kelompok untuk saling bertukar hasil diskusi.
g)      Siswa lain memperhatikan dan menanggapi hasil diskusi yang telah dibacakan.
h)      Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
i)        Guru memberikan reward kepada kelompok yang sudah berpartisipasi dengan baik.
D.     Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah penulis merumuskan masalah  sebagai berikut:
1.      Apakah dengan menggunakan Metode  kartu bilangan dalam operasi hitung perkalian dan pembagian dapat menarik minat siswa kelas III Semester 1 Sekolah Dasar Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017?
2.      Apakah dengan menggunakan metode kartu bilangan dalam operasi hitung perkalian dan pembagian dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas III Semester 1 Sekolah Dasar Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017?
E.     Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
 Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dapat dituliskan sebagai berikut :
1.      Menarik minat siswa kelas III Semester 1 Sekolah Dasar Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dalam operasi hitung perkalian dan pembagian dengan metode permainan kartu bilangan.
2.      Meningkatkan prestasi hasil belajar matematika siswa kelas III Semester 1 Sekolah Dasar Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dengan metode permainan kartu bilangan.
F.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis.
1.      Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepada pembaca tentang penerapan Media Kartu Bilangan dalam mata pelajaran Matematika khususnya dalam operasi hitung perkalian dan pembagian dan sebagai bahan kajian mengenai metode pembelajaran Matematika.
2.      Manfaat praktis
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru dan sekolah sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses kegiatan belajar mengajar siswa.
a.      Manfaat Bagi Siswa
1.      Siswa lebih menyukai pelajaran Matematika,
2.      Kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian siswa meningkat
3.      Siswa lebih aktif dalam belajar Matematika.
b.      Manfaat Bagi guru
1.      Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan media kartu bilangan sebagai metode pembelajaran dalam pembelajaran Matematika
2.      Guru lebih termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran Matematika
3.      Guru lebih termotivasi untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga penyampaian materi pelajaran lebih menarik
c.       Manfaat Bagi Sekolah
Sebagai masukkan atau informasi bagi kepala sekolah dalam rangka mengambil suatu kebijakan untuk mengarahkan guru-guru agar mencoba menerapkan model pembelajaran baru untuk membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.

II.                KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Belajar Matematika
Dari segi siswa, belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26). Dalam belajar matematika ada dua objek yag dapat diperoleh siswa, objek langsung dan objek tidak langsung. Objek tidak langsung antara lain adalah: kemampuan menyelidiki  dan memecahkan masalah, mandiri (belajar, bekerja, dan lain-lain), bersikap positif terhadap matermatika, tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan  objek langsung antara lain adalah: fakta, keterampilan, konsep dan aturan (principle). Pembelajaran matematika bertujuan memberdayakan siswa untuk keterampilan teknis baku dalam matematika, lebih berdaya untuk berfikir kritis, logis dan sistematik, lebih terlatih mengembangkan daya nalar dan kreativitasnya, memiliki berbagai strategi dan tektik pemecahan masalah.
Konsep pembelajaran matematika terpadu, mempertimbangkan siswa sebagai pembelajar dan proses yang melibatkan pengembangan berpikir dan belajar. Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Informasi baru merupakan penghalusan informasi sebelumnya yang kemudian ditransformasikan. Pada tahap transformasi, seseorang memerlakukan pengetahuan agar cocok dengan tugas baru, mungkin melalui cara ekstrapolasi dan atau bentuk lain. Pada proses terakhir, ada pengujian cara memperlakukan pengetahuan apakah sesuai dengan tugas.
Ada dua sifat dalam teori instruksi, yaitu perspektif dan normatif. Perspektif berhubungan dengan mekanisme penguasaan  pengetahuan, keterampilan, dan teknik pengukuran atau evaluasi hasil, sedangkan normatif berhubungan dengan menguasai penentuan dan kondisi tujuan. Pembelajaran matematika dapat dikatakan sebagai proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar yaitu matematika pada suatu lingkungan belajar untuk membantu siswa tersebut dalam mempelajari sesuatu kemampuan dan atau nilai matematika. Belajar matematika merupakan proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa sendiri melalui transformasi pengalaman indinidu siswa. Pembelajaran secara umum  adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru sedemikian hingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.

B.     Kemampuan Operasi Hitung
Kemampuan operasi hitung merupakan salah satu kemampuan kognitif yang harus ditingkatkan siswa dalam belajar matematika. Dalam matematika, maksud “operasi” adalah “pengerjaan”. Operasi hitung dalam matematika diartikan sebagai pengerjaan hitung. Negoro dan Harahap (1998: 87) menyatakan bahwa operasi hitung atau pengerjaan hitung pada dasarnya mencakup empat pengerjaan dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Keempat pengerjaan dasar tersebut juga merupakan suatu operasi biner. Operasi biner adalah operasi yang melibatkan dua bilangan atau dua unsur saja (Baharin Shamsudin, 2002: 93).

Operasi hitung terdiri dari empat pengerjaan dasar yang saling berkaitan, sehingga penguasaan operasi yang satu akan mempengaruhi operasi lainnya. Penguasaan operasi ini meliputi pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi (Sri Subarinah, 2006: 28). 
1.      Perkalian
Operasi perkalian dilambangkan dengan tanda “x”. Operasi perkalian pada bilangan cacah diartikan sebagai penjumlahan berulang (Sri Subarinah, 2006: 31). Siswa harus paham dan terampil melakukan operasi penjumlahan untuk dapat memahami konsep perkalian. Seperti halnya operasi yang lain, pembelajaran perkalian dipilah dalam dua hal, yaitu perkalian dasar dan perkalian lanjut. Perkalian dasar yang dimaksud adalah perkalian dua bilangan satu angka, sedangkan perkalian lanjut adalah perkalian yang melibatkan paling tidak sebuah bilangan dua angka.
2.      Pembagian
Operasi pembagian dilambangkan dengan tanda “:”. Operasi pembagian adalah lawan dari operasi perkalian. Sehingga a : b = c artinya sama dengan a = b x c. Dengan demikian a : b = … artinya kita mencari bilangan cacah yang jika dikalikan dengan b hasilnya sama dengan a. Pembagian dapat juga diartikan sebagai pengurangan berulang (Sri Subarinah, 2006: 32). 
A.    Metode Permainan
Proses pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 157). Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang harus dipahami seorang pendidik, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan hasil proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP menggunakan acuan silabus. Dalam standar proses dijelaskan tujuan penyusunan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran seperti ini akan terlihat dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Peneliti ingin dalam penelitian ini proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan standar proses, yaitu berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan membuat peserta didik menjadi lebih aktif belajar. Pembelajaran seperti ini sesuai dengan tiga prinsip utama pembelajaran yang dikemukakan Jean Piaget, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri (Achmad Sugandi dkk, 2004: 35). Belajar itu menyenangkan juga merupakan salah satu aspek yang ingin diwujudkan melalui pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang diinginkan harus ditentukan metode pembelajaran yang sesuai yang dapat menjadikan proses pembelajaran yang berlangsung menyenangkan.
Dalam menentukan metode pembelajaran juga harus memperhatikan karakteristik anak, sifatnya dan tahap perkembangannya. Menurut Kardi dalam Pitadjeng (2006: 24), sifat anak SD/MI dikelompokkan menjadi dua yaitu pada umur 6-9 tahun (anak SD tingkat rendah) dan pada umur 9-12 tahun (anak SD tingkat tinggi). Siswa kelas III masuk dalam kelompok pertama, sifat-sifat anak pada kelompok ini sebagai berikut:
1.      Sifat fisik antara lain sangat aktif, koordinasi otot-otot halus masih belum sempurna,
2.      Sifat sosial antara lain mulai memilih kawan yang disukai, membentuk kelompok bermain yang anggotanya kecil, sering bertengkar, dan kompetisi diantara mereka sangat menonjol, Sifat emosional antara lain mulai menaruh perhatian terhadap apa yang dirasakan temannya, sangat sensitif terhadap kritik dan celaan yang ditujukan kepada dirinya atau temannya, dan selalu ingin menyenangkan gurunya,
3.      Sifat mental antara lain sangat senang sekali belajar.
Melihat sifat fisik mereka yang sangat aktif, guru harus dapat menciptakan proses belajar yang efektif dan menyenangkan dimana mereka dapat menyalurkan keaktifannya secara positif, misal dapat dilakukan dengan memanipulasi permainan yang relevan dengan materi yang dipelajari. Anak mulai senang membentuk kelompok bermain yang anggotanya kecil, maka guru dapat merencanakan permainan per kelompok. Namun disini juga perlu perhatian ekstra dari guru, karena sifat anak yang mulai memilih kawan yang disukai terkadang membuat siswa tidak dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompok jika dalam kelompok ada kawan yang tidak disukai.
Menurut Ahmadi dalam Pitadjeng (2006: 95), permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan, dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut. Menurut peneliti permainan itu bagi anak sangat penting, mereka menganggap apa yang mereka lakukan dalam permainan itu sebagai sesuatu yang serius, hingga mereka akan tetap mengingat apa yang mereka lakukan saat bermain. Dan keinginan mereka bermain itu sangat besar, sehingga kita dapat memanfaatkannya untuk menanamkan pengertian tentang materi pembelajaran yang disampaikan.
Menurut Sudjana (2010: 140) keunggulan metode permainan adalah menumbuhkan kegembiraan dan tidak melelahkan dalam belajar; kompetisi dan ingin menang dirasakan oleh para peserta didik; dapat menggunakan alat-alat yang mudah didapat di daerah setempat, murah dan gampang di gunakan; ganjaran bagi pemenang dirasakan langsung; dan penilaian bersama oleh pengamat dan pemain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah kemungkinan timbul perasaan untuk mengalahkan yang lain dan bukan untuk bekerjasama; membutuhkan keterampilan dalam mencari dan mengembangkan alat-alat yang sesuai dengan kondisi kelas; dorongan dirasakan hanya untuk mendapat ganjaran dan bukan untuk belajar; dan kadang-kadang melebihi waktu yang telah ditentukan.
Langkah-langkah penggunaan metode permainan (Sudjana, 2010: 138) yaitu:
1.      Pendidik, atau bersama peserta didik, memikirkan dan menentukan ide pokok, pesan, atau masalah yang ingin disampaikan dalam permainan,
2.      Pendidik bersama peserta didik menyusun dan menentukan aturan permainan yang mudah, sederhana dan jelas bagi peserta didik,
3.      Pendidik membantu peserta didik dalam mempersiapkan tempat, fasilitas dan alat-alat yang diperlukan,
4.      Pendidik membantu peserta didik dalam melaksanakan permainan:
a.       Pendidik menjelaskan cara-cara/aturan permainan
b.      Pendidik membagi peserta didik dalam kelompok
5.      Pendidik melakukan penilaian terhadap isi, proses dan hasil permainan.
B.     Definisi Operasional Variabel
1.      Kemampuan Operasi Hitung
Kemampuan Operasi Hitung adalah kecakapan yang harus dikuasai siswa dalam menyelesaikan tugas pengerjaan operasi hitung (dalam penelitian ini perkalian dan pembagian) pada bilangan cacah dengan tepat, yang diukur dengan tes tertulis yang dinyatakan dalam bentuk skor 0-100.
2.      Metode Permainan Kartu
Metode Permainan Kartu adalah cara mengajar yang dilaksanakan dalam bentuk permainan kartu. Permainan dilakukan dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 anak. Dalam permainan kartu bilangan, kartu dibagi habis kepada semua anggota, sisakan satu untuk memulai permainan, siswa mencari pasangan kartu yang terbuka, yang mempunyai pasangan kartu meletakkan kartu berikutnya untuk melanjutkan permainan. Dilakukan berulang sampai ada salah satu siswa yang kehabisan kartu dan dinyatakan sebagai pemenang.
3.      Kartu bilangan
Kartu bilangan adalah sebuah kartu yang terbuat dari kertas manila berbentuk persegi panjang berukuran 10 x 8 cm yang bertuliskan lambang bilangan (bentuk perkalian dan pembagian serta bentuk pernjumlahan berulang dan bentuk pengurangan berulang), dengan jumlah 40 buah.
Kegiatan permainan yang dapat digunakan untuk anak belajar konsep operasi hitung bilangan adalah dengan permainan kartu bilangan. Kartu merupakan salah satu benda yang dapat dimanfaatkan sebagai permainan edukatif. Permainan kartu bilangan dilakukan dengan aturan sebagai berikut:
a.       Kartu dibagi habis kepada semua anggota kelompok, sisakan satu untuk memulai permainan.
b.      Siswa mencari pasangan kartu yang terbuka.
c.       Siswa yang mempunyai pasangan kartu yang terbuka, meletakkan kartu berikutnya.
d.      Kemudian siswa mencari pasangan kartu berikutnya, begitu seterusnya sampai ada salah satu siswa yang kehabisan kartu. Siswa yang kartunya habis pertama kali, dinyatakan sebagai pemenang. Permainan dapat diulang beberapa kali, sehingga pemenangnya tidak hanya satu anak saja.
A.    Pengaruh Metode Permainan terhadap Kemampuan Operasi Hitung
Semakin banyak pendidik dan psikolog yang percaya bahwa anak-anak prasekolah dan sekolah dasar belajar paling baik melalui metode pengajaran yang aktif dan partisipatif, seperti permainan dan drama (Santrock, 2007: 243). Dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, anak diharapkan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam Andang Ismail (2006: 25) para ahli pendidikan anak dalam risetnya mengatakan bahwa cara belajar anak yang paling efektif ada pada permainan anak, yaitu dengan bermain dalam kegiatan belajar mengajarnya. Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar adalah bermain yang kreatif, menyenangkan dan bersifat mendidik (Andang Ismail, 2006: 26).
Metode permainan merupakan suatu metode pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan. Dengan menerapkan metode permainan dalam pembelajaran akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Menurut Dienes (Pitadjeng, 2006: 31) permainan matematika sangat penting sebab operasi hitung matematika dalam permainan tersebut menunjukkan aturan secara konkret dan lebih membimbing dan menajamkan pengertian matematika pada anak didik. Namun, menurut Ruseffendi (1988: 198) tidak semua topik dapat disajikan dengan metode permainan. Misal dalam belajar matematika permainan yang digunakan bukanlah sekedar permainan tetapi permainan yang mengandung nilai matematika. Dengan permainan semacam itu keterampilan siswa menjadi meningkat, konsep-konsep matematika dapat ditanamkan dan lebih mudah dipahami (Ruseffendi, 1988: 194).
Kemampuan operasi hitung yang perlu dikuasai siswa berupa kecakapan dalam menyelesaikan soal dengan tepat. Selama ini untuk menguasai kemampuan operasi hitung misal penjumlahan dan pengurangan, dalam proses pembelajaran terkadang siswa diajarkan untuk menghafal tanpa memahami dengan benar konsep yang sebenarnya. Penerapan metode permainan dalam proses belajar mengajar menyajikan suasana belajar yang berbeda, yang membuat peserta lebih nyaman belajar. Sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan operasi hitungnya dengan bermain sambil belajar, karena bermain adalah sarana belajar yang paling efektif dan menyenangkan (Andang Ismail, 2006: 9). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan metode permainan kartu bilangan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian bagi siswa.
B.     Kerangka Berfikir
Pembelajaran kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian yang diberikan pada kelas III SD Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati cenderung menggunakan metode ekspositori, dimana anak diberikan penjelasan tentang materi kemudian diminta mengerjakan latihan-latihan soal. Ternyata dengan menggunakan metode tersebut anak kurang mampu menyelesaikan soal operasi hitung. Setiap kali diberikan soal baru perlu dijelaskan lagi dari awal tentang cara penyelesaiannya. Hal ini membuktikan pembelajaran yang berlangsung tidak efektif. Menyikapi hal ini, peneliti ingin melakukan sebuah tindakan dengan menerapkan metode permainan dalam pembelajaran.
Dasar pemilihan metode ini mengacu pada sifat/karakteristik anak yang masih suka bermain dan tahap perkembangan anak yang termasuk dalam tahap operasional konkret. Mengingat dunia anak adalah dunia bermain, dengan bermain sambil belajar diharapkan anak akan bertambah pengetahuan dan pengalamannya, serta lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Dengan penerapan metode permainan kartu dalam pembelajaran matematika, peneliti mengharapkan mampu meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa kelas III Semester 1 SD Negeri Karaban 03 Kec. Gabus Kab. Pati.
C.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya metode permainan kartu bilangan, dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Karaban 03 semester 1, Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

I.                   PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
  A.            Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
1.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa dan guru kelas III, dimana siswa berjumlah 18 orang; 11 siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Berumur rata-rata antara 8-9 tahun.
2.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Karaban 03 yang beralamat di Jalan Pati – Kayen  Km. 10  kode pos 59173 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati.
3.      Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016, dimulai dari  pra siklus, siklus I dan siklus II dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No
Mata Pelajaran
Siklus
Waktu Pelaksanaan
1

2

3
Matematika

Matematika

Matematika
Pra Siklus

I

II
Kamis, 6 Oktober  2016

Kamis, 13 Oktober  2016

Kamis, 20 Oktober  2016


A.            Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran yang dilakukan disusun dalam bagan berikut ini :
1.      Siklus I
a.      Perencanaan
Pada siklus I, pembelajaran dikembangkan semaksimal mungkin mengatasi kekurang-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran di pra siklus. Pada tahap ini meliputi:
1)   Melakukan diskusi bersama  supervisor 2 dan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan pada pembelajaran Pra Siklus, kemudian merancang perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus I
2)   Menetapkan indikator dan menelaah materi perkalian dan pembagian dalam pembelajaran Matematika
3)   Menyusun revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan model permainan kartu bilangan  yaitu pada kegiatan awal guru memberi motivasi dengan menyanyikan lagu “Berkibarlah Benderaku” dan mengumumkan tata tertib kepada masing-masing kelompok.
4)      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan media Pembelajaran Kartu Bilangan
a)      Menyiapkan sumber dan alat peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
b)      Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
c)      Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa,
d)      Menyiapkan hadiah untuk kelompok agar siswa lebih semangat.
b.      Pelaksanaan Tindakan
1)        Kegiatan Awal
a)    Guru memberi Salam, berdo’a, dan mengabsen siswa
b)   Guru mengkondisikan kelas dengan meminta siswa tertib dan menata tempat duduk.
c)    Guru menyiapkan perlengkapan belajar tentang media permainan kartu bilangan perkalian dan pembagian
d)   Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini
e)    mengumumkan tata tertib kepada masing-masing kelompok.
2)        Kegiatan Inti
a)    Siswa memperhatikan gambaran awal mengenai materi dari penjelasan guru.
b)   Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
c)    Guru menjelaskan peraturan selama pembelajaran
d)   Guru mengatur pembentukan kelompok, siswa mengelompok ke dalam kelompok belajar dengan beranggotakan 4-5 siswa .
e)    Guru memberikan permasalahan untuk didiskusikan
f)    Guru membimbing diskusi kelompok, memotivasi, dan memberikan bantuan seperlunya.
g)    Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk bertukar hasil diskusi
h)   Guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk bertukar hasil diskusi
i)     Guru membimbing pembuatan laporan
j)     Guru memberikan kesempatan tiap kelompok untuk saling bertukar hasil diskusi, perwakilan setiap kelompok membacakan hasil diskusinya.
k)   Siswa lain memperhatikan dan menanggapi hasil diskusi
l)     Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
3)        Kegiatan Penutup
a)    Guru bersama siswa menyimpulkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
b)   Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
c)    Guru menilai tes dan menganalisis hasil tes untuk melihat perkembangan pemahaman siswa.
d)   Guru menginformasikan materi dan yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
e)    Guru memberikan tindak lanjut.
c.       Pengumpulan Data
Pengamatan oleh supervisor selama kegiatan pembelajaran berlangsung:
1)      Sebagian siswa sudah mulai aktif dalam kelompok
2)      Sebagian siswa sudah mampu menjelaskan dan mengerjakan perkalian dan pembagian dengan media permainan kartu bilangan
3)      Siswa sudah mulai kreatif namun masih perlu ditingkatkan lagi.
d.      Refleksi
Peneliti, supervisor 2, dan teman sejawat mengevaluasi keseluruhan proses pembelajaran beserta hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dalam pembelajaran Matematika melalui media kartu bilangan untuk mengidentifikasi kekurangan, serta  menetapkan perbaikan berupa tindak lanjut yang diperlukan untuk siklus II.



2.      Siklus II
a.      Perencanaan
Pada siklus II, pembelajaran dikembangkan semaksimal mungkin untuk  mengatasi kekurang-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran di siklus I. Pada tahap ini meliputi:
1)      Melakukan diskusi bersama supervisor 2 dan kolaborator untuk mengidentifikasi kekurangan pada pembelajaran siklus I, kemudian merancang perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II KD 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dan KD 3.2 Melakukan pembagian dua angka.
2)        Menetapkan indikator dan menelaah materi operasi hitung perkalian dan pembagian dalam pembelajaran matematika.
3)        Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan Media Permainan Kartu Bilangan yaitu pada kegiatan inti memberikan reward kepada kelompok yang sudah berpartisipasi dengan baik.
4)        Menyiapkan sumber dan alat peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan sumber berupa buku untuk siswa Sekolah Dasar kelas III, Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika kelas III
5)        Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
6)        Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa
b.      Pelaksanaan Tindakan
1)      Kegiatan Awal
a)      Guru memberi Salam, berdo’a, dan mengabsen siswa.
b)      Guru mengkondisikan kelas dengan meminta siswa tertib, menata tempat duduk dan membimbing lagu “Berkibarlah Benderaku”.
c)      Guru menyiapkan perlengkapan belajar tentang perkalian dan pembagian berupa media kartu bilangan
d)      Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan,”apakah kalian ingat bagaimana bentuk panjang dari pembagian 28:7?”.
e)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini
f)       mengumumkan tata tertib kepada masing-masing kelompok.
2)      Kegiatan Inti
a)   Siswa memperhatikan dari penjelasan guru  mengenai materi awal.
b)   Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
c)   Guru menjelaskan peraturan selama pembelajaran
d)   Guru mengatur pembentukan kelompok, siswa mengelompok ke   dalam kelompok belajar dengan beranggotakan 4-5 siswa.
e)   Guru memberikan permasalahan untuk didiskusikan.
f)    Guru membimbing diskusi kelompok, memotivasi, dan memberikan bantuan seperlunya.
g)   Guru membimbing pembuatan laporan
h)   Guru memberikan kesempatan tiap kelompok untuk saling bertukar hasil diskusi.
i)    Siswa lain memperhatikan dan menanggapi hasil diskusi yang telah dibacakan.
j)    Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
k)   Guru memberikan reward kepada kelompok yang sudah berpartisipasi dengan baik.
3)      Kegiatan Penutup
a.         Guru bersama siswa menyimpulkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
b.        Siswa mengerjakan soal evaluasi individu
c.         Guru menilai tes dan menganalisis hasil tes untuk melihat perkembangan pemahaman siswa terhadap materi.
d.        Guru menginformasikan materi dan yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
e.         Guru memberikan tindak lanjut.
4)      Pengumpulan Data
Pengamatan oleh supervisor selama kegiatan pembelajaran berlangsung:
a)      Pembelajaran sudah menyenangkan, semua siswa sudah aktif.
b)      Siswa sudah mampu memahami konsep tentang perkalian.
c)      Sebagian besar siswa sudah tuntas ( ketuntasan 89 % ) dalam belajar.
5)      Refleksi
Guru bersama pengamat (supervisor 2) dan teman sejawat mendiskusikan hasil pembelajaran, jalannya pembelajaran, peningkatan kemampuan berfikir siswa dan mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus ini. Dalam siklus kedua ini sudah dianggap tidak ada masalah dan hasil belajar telah memenuhi standar yaitu adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dan prestasi belajar peserta didik. Hanya saja satu siswa yang belum tuntas, hal ini disebabkan karena anak tersebut mengalami kesulitan belajar di dalam menerima pelajaran.
C.     Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2009: 244).
 Hasil analisis data ini berguna untuk merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa lembar observasi pada saat proses pembelajaran dan nilai tes setiap siswa. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah:
1.      Analisis Kualitatif
Teknik analisis data ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari catatan pengamatan. Hasil reduksi berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam bentuk kategori-kategori, sehingga mudah dipahami makna yang terkandung di dalamnya.
2.      Analisis Kuantitatif
Hasil tes siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Pada setiap penilaian dihitung nilai rata-ratanya, sehingga di dapat rata-rata nilai tespra tindakan, rata-rata nilai tes tertulis siklus I dan rata-rata nilai tes tertulis siklus II. Kemudian hasil rata-rata tes siswa tersebut dideskripsikan. Jika hasil tes siswa mengalami kenaikan sesuai standar nilai yang telah ditentukan, maka diasumsikan dengan menerapkan metode permainan kartu dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa.
Berikut adalah indikator keberhasilan penelitian ini.
1.      Secara kualitatif ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan operasi hitung menggunakan metode permainan kartu bilangan pada setiap pertemuan.
2.      Secara kuantitatif ditandai dengan:
a)      Nilai rata-rata kelas dan persentase hasil kemampuan operasi hitung meningkat dari pra tindakan ke siklus I, dari siklus I ke siklus II, dan
b)      Ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah SD Negeri Karaban 03. Adapun standar minimal yang ditentukan adalah 85% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM, yaitu 65.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan bulan  September sampai Oktober 2016. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh Ibu Sriyati, S.Pd selaku supervisor 2 dan Ibu Ratih Wahyu Trisnowati, S.Pd.SD, selaku guru kelas V dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Tes diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika (terkait dengan topik yang diberikan). Soal yang diberikan berupa soal-soal cerita tentang perkalian dan pembagian. Jumlah butir tes (evaluasi) yang digunakan adalah enam nomor soal untuk masing-masing siklus, yang diberikan pada akhir pembelajaran setiap siklus, dan waktu yang digunakan untuk tes (evaluasi) yang dilaksanakan pada tiap siklus adalah tiga puluh (30) menit. Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. Data hasil tes belajar dianalisis dengan menggunakan acuan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa. Tingkat pemahaman siswa ditentukan dengan mengunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
80%-100%                        =  tinggi
60%- 79%             =  sedang
0%-59%                = kurang,
selanjutnya data tersebut akan dikelola dengan menggunakan teknik analisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan klasikal
P =
n
x 100%
N
Keterangan:
P =  Presentase ketuntasan
n =  Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa (Suharsini, Arikunto 2006:281)
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah ketercapaian tujuan kinerja guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan. Indikator ketercapaian tujuan kinerja guru dan siswa meliputi: (1) Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran mencapai kebehasilan ≥85%. (2) Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai keberhasilan  ≥85%. (3) Siswa dikatakan telah belajar tuntas, jika keberhasilan belajar siswa memperoleh nilai lebih/sama dengan nilai KKM yaitu 65, sedangkan ketuntasan klasikal mencapai 85%.
I.                   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
 A.     Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
             1.     Siklus I
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pada tahap siklus I,  Peneliti menyusun rencana tindakan sebagai berikut: (1) menentukan waktu pelaksanaan, (2) menentukan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar, (3) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan indikator, (4) menyusun lembar kerja siswa dan soal evaluasi, (5) menyusun pedoman penilaian, (6) menyusun lembar observasi, (7) menyiapkan sumber belajar dan alat permainan kartu bilangan.
Setelah penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, hasil belajar peseta didik yang diambil dari tes formatif adalah seperti berikut.
                                                 Tabel 4.3

Daftar Analisis Nilai Siklus I

No
Nama Peserta Didik
Analisi Nomor Soal
Nilai
Ketuntasan
1
2
3
4
5
6
N
T
BT
1
Ahmad Bahrul Alamsyah
-
+
+
+
-
+
70
ü   

2
Ali Mustofa
+
+
+
+

+
80
ü   

3
Anggraeni Sukmawati
+
-
+
-
+
+
70
ü   

4
Bima Wijaya
+
+
+
+
+
+
100
ü   

5
Chelsiana Bintang
+
+
+
+
-
-
60

ü   
6
Fleo Galang Perjuangan
-
+
+
+
+
+
90
ü   

7
Indah Ayu Virnugrahani
+
+
+
-
-
-
40

ü   
8
Kiky Arifin Priatama
-
+
+
+
+
+
90
ü   

9
Luna Maya Iftqul Anjani
+
+
-
+
-
-
60

ü   
10
Mohammad Syarif Hidayatullah
+
+
+
-
-
-
60

ü   
11
Muhammad Khoirun Niam
-
+
-
+
+
+
70
ü   

12
Mohammad Kian Yuli
+
+
-
+
+
+
80

ü   
13
Mohammad Vicky Nugraha
+
+
+
+
+
-
80
ü   

14
Risma Putri Satyani
-
+
+
+
+
+
90
ü   

15
Taysen Anatasya
+

+
+
-
+
70
ü   

16
Totok Johan
+
+
-
+
+
+
80
ü   

17
Triyanto Syam Kunardi
-
+
+
+
-
+
70
ü   

18
Uswatun Hasanah
+
+
+
+
+
+
100
ü   

JUMLAH
1.360
13
5
RATA-RATA
76


Keterangan :
T    =    tuntas
BT  =    belum tuntas
+     =    soal benar / tuntas
-          =    soal salah / atau tuntas
Tabel 4.4
Hasil Belajar Matematika Siklus I
No
Hasil Hasil Belajar
Skor
Keterangan
1
Nilai rata-rata
76

2
Nilai tertinggi
100

3
Nilai terendah
60

4
Peserta didik yang tuntas
13

5
Peserta didik yang belum tuntas
5

6
Tingkat ketuntasan
72%


Bentuk tindakan yang diberikan pada siklus I berupa penggunaan metode permainan kartu bilangan dalam pembelajaran keterampilan operasi hitung perkalian dan pembagian. Dalam pembelajaran, siswa diajak bermain kartu bilangan menjodohkan bentuk penjumlahan berulang dengan bentuk perkalian. Permainan dilakukan dalam kelompok, menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas III yang sudah mulai bermain dalam kelompok. Proses pembagian kelompok disini ternyata juga memerlukan perhatian khusus, karena pembagian kelompok yang kurang tepat akan membuat kinerja kelompok tersebut tidak optimal. Maka, guru perlu menggunakan beberapa cara pembagian kelompok yang membuat siswa menjadi nyaman dalam kelompoknya.
Berdasarkan pengamatan peneliti, pada saat penggunaan metode permainan, siswa belum berpartisipasi aktif seluruhnya. Penyampaian aturan permainan terlalu cepat, beberapa siswa belum dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan kurangnya alokasi waktu. Hasil belajar kemampuan operasi hitung pada siklus I menurut peneliti peningkatannya juga kurang optimal. Peningkatan hasil belajar yang terjadi antara pra tindakan dengan siklus I kurang maksimal. Nilai rata-rata pra tindakan 61 meningkat menjadi 76. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan harapan dihasilkan hasil yang lebih baik.
             1.     Siklus 2
Peneliti menyusun rencana tindakan sebagai berikut: (1) menentukan waktu pelaksanaan, (2) menentukan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar, (3) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan indikator, (4) menyusun lembar kerja siswa dan soal evaluasi, (5) menyusun pedoman penilaian, (6) menyusun lembar observasi, dan (7) menyiapkan sumber belajar dan alat permainan kartu bilangan.
Setelah peneliti melaksanakan  perbaikan pembelajaran pada siklus II, hasil belajar peseta didik yang diambil dari tes formatif adalah seperti berikut :

Tabel 4.5

Daftar Analisis Nilai  Siklus 2

No
Nama Peserta Didik
Analisi Nomor Soal
Nilai
Ketuntasan
1
2
3
4
5
6
N
T
BT
1
Ahmad Bahrul Alamsyah
+
+
+

+
+
80
ü   

2
Ali Mustofa
+

+
+
+
+
90
ü   

3
Anggraeni Sukmawati
+
+
+
+
+

80
ü   

4
Bima Wijaya
+
+
+
+
+
+
100
ü   

5
Chelsiana Bintang
+
+

+
+
+
80


6
Fleo Galang Perjuangan
+
+
+
+
+
+
100
ü   

7
Indah Ayu Virnugrahani
+
+

+


60

ü   
8
Kiky Arifin Priatama
+
+
+
+
+
+
100
ü   

9
Luna Maya Iftqul Anjani
+
+

+
+
+
80
ü   

10
Mohammad Syarif Hidayatullah
+
+
+
+


60

ü   
11
Muhammad Khoirun Niam

+
+
+
+
+
90
ü   

12
Mohammad Kian Yuli Eka
+
+
+

+
+
80
ü   

13
Mohammad Vicky Nugraha
+
+
+
+
+
+
100
ü   

14
Risma Putri Satyani
+
+
+
+
+
+
100
ü   

15
Taysen Anatasya
+

+
+
+
+
90
ü   

16
Totok Johan
+
+
+
+
+
+
100
ü   

17
Triyanto Syam Kunardi
+
+
+
+
+
+
100
ü   

18
Uswatun Hasanah
+
+
+
+
+
+
100
ü   

JUMLAH
1.590
16
2
RATA-RATA
88


Keterangan :
T    =    tuntas
BT  =    belum tuntas
+     =    soal benar / tuntas
-          =    soal salah / atau tuntas
Secara lengkap hasil analisis tes formatif pelaksanaan siklus II pada peserta didik kelas III SD Negeri Karaban 03 tentang operasi hitung perkalian dan pembagian dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.6
Hasil Belajar Matematika Siklus 2
No
Hasil Hasil Belajar
Skor
Keterangan
1
Nilai rata-rata
88

2
Nilai tertinggi
100

3
Nilai terendah
60

4
Peserta didik yang tuntas
16

5
Peserta didik yang belum tuntas
2

6
Tingkat ketuntasan
89 %


Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung dengan menyenangkan. Siswa aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pembelajaran, sering bertanya dan mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Kegiatan belajar tidak lagi berpusat pada guru, tapi pada siswa.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus II ini, penggunaan metode permainan kartu bilangan cukup efektif, proses pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian. Perbaikan dapat dilakukan dalam hal pembagian kelompok dengan tepat, penentuan permainan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan indikator, penyampaian aturan permainan diperjelas, manajemen waktu pelaksanaan dan kreatif guru dalam mengarahkan kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir agar sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
 A.     Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran         
Data kondisi awal siswa kelas II sejumlah 26 siswa diperoleh dari pelaksanaan tes pra tindakan, diketahui bahwa nilai tertinggi 90, nilai terendah 20 dan nilai rata-rata 61. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 7 siswa atau 39% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 61%.  Hasil pelaksanaan siklus pertama, nilai rata-rata meningkat menjadi 78, sementara kriteria ketuntasan minimal juga meningkat menjadi 72%. Peningkatan tersebut dikarenakan pembelajaran menjadi lebih efektif dalam suasana yang menyenangkan. Dari pelaksanaan tindakan siklus kedua, di dapat hasil yaitu terjadi peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian dan pembagian siswa. Nilai rata-rata meningkat menjadi 88, persentase pencapaian KKM menjadi 89% atau 16 siswa. Peningkatan terjadi karena proses belajar yang mudah dengan bermain.
Untuk melihat lebih jelas peningkatan hasil belajar peserta didik  dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut.
                                                Tabel 4.7
                                         Tabel Peningkatan Hasil Belajar
No
Keterangan
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1
Nilai rata-rata
61
76
88
2
Nilai tertinggi
90
100
100
3
Nilai terendah
20
40
60
4
Tingkat ketuntasan
39%
72 %
89 %
Dalam pembelajaran pada siklus kedua juga makin terlihat kalau pembelajaran berlangsung menyenangkan dengan menerapkan tiga prinsip utama pembelajaran yang disampaikan Jean Piaget (Achmad Sugandi dkk, 2004: 35) yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan belajar lewat pengalaman sendiri. Siswa aktif dalam permainan, belajar lewat interaksi sosial dalam kelompok, dan semua dilakukan sendiri oleh siswa.
Dengan demikian kualitas pembelajaran Matematika melalui Metode Permainan Kartu Bilangan untuk operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri Karaban 03 Semester I Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dapat meningkat dan bisa dikatakan berhasil.

I.                   SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.                 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran Matematika melalui metode permainan kartu bilangan tentang materi operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri Karaban 03 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Semester 1 tahun pelajaran 2016/ 2017 dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Prestasi belajar Matematika materi perkalian dan pembagian bagi siswa kelas III SD Negeri  Karaban 03 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/ 2017 meningkat. Data kondisi awal siswa kelas II sejumlah 26 siswa diperoleh dari pelaksanaan tes pra tindakan, diketahui bahwa nilai tertinggi 90, nilai terendah 20 dan nilai rata-rata 61. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 7 siswa atau 39% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 61%.  Hasil pelaksanaan siklus pertama, nilai rata-rata meningkat menjadi 78, sementara kriteria ketuntasan minimal juga meningkat menjadi 72%. . Dari pelaksanaan tindakan siklus kedua, di dapat hasil yaitu terjadi peningkatan rata-rata meningkat menjadi 88, persentase pencapaian KKM menjadi 89% atau 16 siswa. Dengan demikian penetapan hipotesis dalam penelitian ini benar atau dikatakan berhasil.
2.      Penggunaan metode Permainan Kartu Bilangan dalam pembelajaran Matematika terbukti mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata pelajaran matematika operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri Karaban 03 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/ 2017.
B.         Saran dan Tindak lanjut
Berdasarkan hasil penelitian Metode Permainan Katu Bilangan dengan materi operasi hitung perkalian dan pembagian dalam pembelajaran Matematika kelas III SD Negeri Karaban 03 semester 1 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1.      Bagi guru: Guru hendaknya dapat menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian.
2.      Bagi Siswa : Siswa hendaknya melakukan persiapan yang matang agar pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan berjalan efektif dan efisien, dalam memahami suatu konsep atau materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

3.      Bagi kepala sekolah: pembelajaran memerlukan berbagai variasi metode pembelajaran, alangkah baiknya jika kepala sekolah dapat melakukan pelatihan berbagai metode yang dapat di variasikan dalam pembelajaran.
4.      Bagi peneliti lain: peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode permainan kartu bilangan, diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lain pada pokok bahasan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sugandi dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Andang Ismail. (2006). Education Games. Jakarta: Pilar Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006.  Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Baharin Shamsudin. (2002). Kamus Matematika Bergambar. Jakarta: Grasindo

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta.
Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Departemen Pendidikan Nasional
Rusenffendi. (1988). Pengajaran Matematika Modern. Bandung: Transito.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Sudjana. (2010). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
St. Negoro dan B. Harahap. (1998). Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia